kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Vaksin palsu sudah sampai di Padang & Aceh


Rabu, 29 Juni 2016 / 18:40 WIB
Vaksin palsu sudah sampai di Padang & Aceh


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Penyebaran vaksin palsu di Indonesia tak hanya terpusat di Pulau Jawa, tetapi juga sudah merambah ke Sumatera. Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Kombes Pol Agung Setya mengatakan, berdasarkan informasi terakhir, distribusi vaksin palsu sudah sampai Padang dan Aceh.

"Peredarannya yang kami dapatkan faktanya adalah di Jakarta, Banten, Jawa Barar, Semarang, Jawa Tengah, Yogyakarta Jawa Timur, kemudian ada di Medan, Aceh, dan Padang," ujar Agung di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (29/6/2016).

Namun, Agung belum dapat memastikan apakah vaksin palsu yang beredar di Sumatera itu masuk ke sejumlah rumah sakit, klinik, atau toko obat. Menurut dia, salah satu dari empat jaringan yang berhasil diringkus Bareskrim Polri telah menyalurkannya ke sana.

Hingga saat ini, Bareskrim masih bungkam soal nama-nama rumah sakit yang berlangganan vaksin palsu. Empat rumah sakit itu tersebar di wilayah Bekasi.

Agung beralasan, selain mengganggu proses penyidikan, pengungkapan nama rumah sakit akan menimbulkan kesan buruk masyarakat terhadap rumah sakit tersebut.

Padahal, belum bisa dipastikan apakah yang terlibat dalam kasus ini hanya perorangan atau menjerat korporasi. "Kita harus paham rumah sakit adalah fasilitas yang dibutuhkan bagi kita semua. Tidak diungkap agar fasilitas keseharian bisa berjalan, kalau sakit bisa ditangani di RS," kata dia.

Penyidik juga masih mendalami keterlibatan dokter dalam pemberian vaksin palsu. Agung mrngatakan, pemeriksaan saksi masih terus dilakukan untuk menguatkan bukti siapa saja yang bisa dijerat berikutnya.

Bareskrim Polri telah menangkap 16 tersangka terkait vaksin palsu di mana tujuh di antaranya merupakan produsen. Sementara, sisanya merupakan distributor dan pembuat label vaksin.

Agung menduga masih ada pelaku lain yang berkeliaran di sejumlah daerah. Oleh karena itu,  mengerahkan penyidik di daerah untuk membantu gerak reserse pusat.

Terungkapnya kasus ini berawal dari fakta lapangan banyaknya anak yang kondisi kesehatannya terganggu usai diberi vaksin.

Selain itu, ada pula laporan pengiriman vaksin balita di beberapa puskesmas yang mencurigakan. Bareskrim Polri pun menangkap produsen vaksin yang tidak memiliki izin.

Dari hasil penangkapan, diketahui ada tiga pabrik pembuat vaksin palsu, yakni di Bintaro, Bekasi Timur dan Kemang Regency. Dalam seluruh penggeledahan, penyidik mengamankan barang bukti, yakni 195 sachet hepatitis B, 221 botol vaksin polio, 55 vaksin anti-snake dan sejumlah dokumen penjualan vaksin.

(Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×