kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.909   21,00   0,13%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Utang luar negeri pemerintah sentuh US$ 187,2 miliar, Ekonom BCA: Masih aman


Jumat, 15 Maret 2019 / 18:48 WIB
Utang luar negeri pemerintah sentuh US$ 187,2 miliar, Ekonom BCA: Masih aman


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia mencatat utang luar negeri (ULN) pemerintah pada akhir Januari 2019 sebesar US$ 187,2 miliar atau meningkat 3,9% year on year (yoy) dari Januari 2018 yang sebesar US$ 180,2 miliar.

Meski mengalami kenaikan, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan utang tersebut masih relatif aman. Dia mengatakan, dalam kurun waktu dua hingga tiga tahun terakhir, ULN pemerintah memang mengalami peningkatan lantaran banyak proyek pembangunan infrastruktur.

"Itu sebenatnya cukup aman karena dari rasio utang pemerintah, termasuk ULN itu masih bagus. Utang pemerintah itu kan hanya 29% dari PDB. Kompisisinya yang memang coba diperbaiki pemerintah, yakni komposisi antara asing dengan utang dalam negeri. Tetapi posisinya relatif baik," jelas David kepada Kontan.co.id, Jumat (15/3).

Menurut David, utang pemerintah memang cukup dominan karena diperlukan sebagai lokomotif pembangunan. Meski begitu, dia berpendapat utang dari sektor swasta harus terus didorong.

Di akhir Januari 2019, ULN swasa mengalami kenaikan sebesat 10,8% yoy menjadi US$ 193,1 miliar. Meski meningkat, tetapi pertumbuhannya menunjukkan perlambatan dibandingkan pertumbuhan sebelumnya yang sebesar 11,5% (yoy).

Lebih lanjut David menerangkan, meski posisi ULN mengalami kenaikan, yang paling penting adalah bagaimana melakukan mitigasi risiko ke depan. 

"Utang ini kan dalam dolar, bayarnya harus valas juga. Harusnya utang itu sebagian besar digunakan untuk menghasilkan valas juga, jadi orientasinya harus ekspor. Kalau di sektor jasa, berarti dana yang masuk bisa dari pariwisata dan lainnya," terang David.

Lebih lanjut David mengatakan, ada kemungkinan ULN swasta akan meningkat di tahun ini. Meski ada tantangan dari bisnis global yang melambat, harga komoditas yang stagnan hingga pertumbuhan global yang stagnan. 

"Jadi memang harus didorong dari investasi-investasi yang di kemudian hari itu harus bisa menjadi pemicu ekspor," tambah David.

David berpendapat, masih ada peluang kenaikan ULN lagi di tahun ini mengingat The Fed diperkirakan akan menahan kenaikan suku bunga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×