kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Utang luar negeri Indonesia stabil di 34% dari PDB


Selasa, 16 Oktober 2018 / 07:49 WIB
Utang luar negeri Indonesia stabil di 34% dari PDB
ILUSTRASI. Berbagai mata uang dunia


Reporter: Grace Olivia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Utang Luar Negeri Indonesia mengalami kenaikan pada Agustus lalu. Bank Indonesia (BI) mencatat, ULN Indonesia yang disumbang pemerintah dan swasta mencapai US$ 360,7 miliar, naik 5,14% dibanding bulan yang sama tahun lalu.

Baik utang luar negeri pemerintah maupun swasta mengalami pertumbuhan. Hanya saja, jika dibandingkan pertumbuhan Juli, ULN pemerintah bertambah lebih lambat. 

Utang luar negeri pemerintah dan bank sentral tercatat sebesar US$ 181,3 miliar. Sebanyak US$ 178,1 miliar di antaranya merupakan utang pemerintah, lebih tinggi 4,07% year on year. Pertumbuhan ULN pemerintah lebih lambat ketimbang Juli yang mencatat laju 4,12% year on year.

Sementara, ULN swasta mengalami peningkatan menjadi US$ 179,4 miliar atau tumbuh 6,7% yoy, lebih tinggi dari periode sebelumnya 6,49% yoy. ULN swasta juga meningkat dari jumlah di akhir Juli 2018 yang hanya US$ 177,15 miliar.

ULN pemerintah mencatat kenaikan lantaran adanya net penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, serta net pembelian Surat Berharga Negara (SBN) domestik oleh investor asing.

"Penarikan pinjaman antara lain berasal dari Asian Development Bank (ADB) untuk mendukung program yang dijalankan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Keuangan," terang BI dalam keterangan resminya, Senin (15/10).

BI mencatat, ULN swasta tersebut terutama dimiliki oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian.

"Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 72,5%, relatif stabil dibandingkan dengan pangsa pada periode sebelumnya," terang BI.

Adapun, rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Agustus 2018 tercatat stabil di kisaran 34%. Secara struktur, ULN Indonesia hingga Agustus 2018 tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,8% dari keseluruhan ULN.


Sulam tambal utang

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai, kenaikan ULN swasta di bulan Agustus terjadi seiring dengan adanya normalisasi setelah Lebaran.

"Swasta cenderung meningkatkan lagi pembelian untuk kebutuhan bahan baku, untuk pembelian barang modal seperti mesin dan lainnya," ujar Bhima kepada Kontan, Senin (15/10).

Namun, ia menilai, berlanjutnya kenaikan ULN swasta di bulan ini lebih didominasi oleh faktor keperluan refinancing yang meningkat, terutama karena pelemahan kurs rupiah. Bhima menilai, beban utang jatuh tempo yang dihadapi pihak swasta menjadi lebih mahal lantaran adanya selisih kurs.

"Apalagi, tidak semua perusahaan swasta melakukan hedging sehingga bagi yang eksposurnya ke kurs besar pasti membutuhkan sumber refinancing dalam jumlah yang lebih besar juga," terang dia.

Bhima memproyeksi, ULN swasta masih akan terus meningkat hingga akhir tahun. Apalagi, beban pembayaran utang jatuh tempo biasanya membesar di akhir tahun. "Suku bunga juga jadi hambatan, jadi lebih mahal karena yield US Treasury juga sudah menembus batas psikologis 3%," kata Bhima.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×