kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Utang luar negeri BUMN turun pada Mei, begini kata ekonom Bank Permata


Minggu, 18 Juli 2021 / 20:02 WIB
Utang luar negeri BUMN turun pada Mei, begini kata ekonom Bank Permata
ILUSTRASI. Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). ANATAR FOTO/Aprillio Akbar/nz


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan utang luar negeri (ULN) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada Mei-2021 mengalami penurunan 0,04% yaitu dari April sebesar US$ 208,792 miliar menjadi US$ 208,698 miliar pada Mei.   

Pada ULN bank mengalami kenaikan 2,5% yaitu dari April US$ 33,514 miliar menjadi US$ 34,382 miliar pada Mei. Sementara itu, ULN Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) mengalami penurunan sebesar 5,5% dari April US$ 9,269 miliar menjadi pada Mei US$ 8,751 miliar pada Mei.

Sementara ULN perusahaan bukan lembaga keuangan juga mengalami penurunan sebesar 0,22% yaitu dari April sebesar US$ 165,946 miliar menjadi US$165,565 miliar pada Mei.

Baca Juga: Utang luar negeri BUMN turun pada bulan Mei, ini kata ekonom

“Secara keseluruhan ULN dari swasta sebenarnya tidak mengalami kontraksi yang signifikan, dan cenderung tidak berubah dari posisi April-2021. Di satu sisi, ULN dari sektor perbankan yang bertambah senilai US$ 868 juta mengindikasikan bahwa pada bulan Mei terjadi aliran masuk dana asing ke Indonesia berupa simpanan di bank-bank Indonesia, terutama di bank swasta nasional,” kata Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada Kontan.co.id, Minggu (18/7).   

Sejalan dengan penurunan ULN dari perusahaan non- lembaga keuangan swasta nasional, Josua memperkirakan penyebabnya adalah karena sektor bisnis usaha cenderung belum menahan pendanaan yang bersumber dari luar negeri, dan cenderung mulai melirik pendanaan dalam negeri. Hal ini juga terindikasi dari pertumbuhan kredit yang secara bulanan tercatat 0,59% mom.

Dalam jangka pendek, Josua memperkirakan ULN BUMN akan cenderung meningkat terbatas seperti sektor obat-obatan, konstruksi, hingga listrik karena bisnis usaha BUMN yang relatif tidak terlalu terpengaruh oleh penetapan PPKM darurat. 

Akan tetapi, laju ULN ini akan terbatasi oleh sektor lainnya, yang terdampak oleh PPKM darurat, seperti transportasi udara. 

Selanjutnya: Anggaran PEN naik 6,4% menjadi Rp 744,75 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×