kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Upaya ID Food Jaga Ketahanan Pangan di Tengah Ancaman Krisis Global


Selasa, 23 Agustus 2022 / 13:32 WIB
Upaya ID Food Jaga Ketahanan Pangan di Tengah Ancaman Krisis Global
ILUSTRASI. Pendistribusian minyak goreng oleh Holding Pangan ID Food. Upaya ID Food Jaga Ketahanan Pangan di Tengah Ancaman Krisis Global.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ketahanan pangan tengah menjadi perhatian pemerintah, terlebih ada faktor yang mempengaruhi krisis pangan belakangan ini seperti perubahan iklim yang tak menentu dan faktor invasi Rusia dan Ukraina.

“BUMN Pangan memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan pangan,“ ujar Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD, Frans Marganda Tambunan dalam keterangannya, Selasa (23/8).

Oleh karenanya, target ID FOOD sampai tahun 2025 nanti akan memproduksi pangan tidak hanya mengandalkan produk milik ID FOOD sendiri, tetapi juga bermitra dengan 2 juta peternak, petani dan nelayan untuk mengupayakan produksi pangan yang berkualitas tinggi.

Baca Juga: Bulog: Stok Banyak, Indonesia Berpeluang Ekspor Beras

“Dalam menjaga ketahanan pangan, Holding pangan ID FOOD dilengkapi beberapa sektor diantaranya sub klaster pertama Peternakan dan Perikanan, kedua Pertanian dan Agroindustri, ketiga Perdagangan dan Logistik, dari yang produksi hingga mendistribusikan, ID FOOD ada semua,” ujar Frans.

Pada klaster pertama yaitu, sektor Peternakan dan Perikanan, peran ID FOOD adalah meningkatkan kontribusi terhadap persediaan sumber protein berupa komoditas ikan yang dikelola PT Perikanan Indonesia dan peternakan yang dikelola PT Berdikari.

Kedua adalah sektor Pertanian dan Agroindustri, perannya ID FOOD adalah memastikan ketersediaan lahan pangan seperti gula, beras dan garam.

Untuk gula, saat ini dikelola PG Rajawali I, PG Rajawali II dan Candi Baru yang kontribusinya cukup signifikan untuk produksi gula nasional kurang lebih sekitar 12% dari kebutuhan gula nasional.

Seperti diketahui, Pak Presiden Joko Widodo baru-baru ini mencanangkan Program Swasembada Gula tahun 2025.

Baca Juga: Buruh Tani, Koperasi, dan Food Estate

Sementara kebutuhan gula konsumsi nasional sebesar 3,2 juta ton, dimana angka produksi lokal saat ini 2,3 Ton. Jadi saat ini masih defisit sekitar 800.000  ton, dan untuk gula sendiri, ID FOOD bersinergi PTPN untuk mendukung Program Swasembada Gula.

“Nah ini yang menjadi tugas kami adalah nanti akan melakukan banyak revitalisasi pabrik gula dan juga perluasan lahan untuk bisa menjamin ketersediaan bahan baku tebu," ungkap Frans.

Selanjutnya, sektor Pertanian lainnya ada PT Sang Hyang Seri, fokus bisnisnya adalah penyediaan benih beras dan hortikultura. Selain itu, sektor Agroindustri ada PT Garam targetnya adalah menjadi produsen garam konsumsi terbesar dan ke depan akan meluaskan segmen bisnis untuk garam Industri.

ID FOOD pun akan bertransformasi dengan modernisasi tambak garam untuk mendukung peningkatan produktivitas garam.

Baca Juga: Kembangkan Food Estate, Pemerintah Gandeng Belanda, China dan Taipei

Sementara untuk klaster ketiga ada sektor Perdagangan dan Logistik, diantaranya PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) fokus terhadap distribusi pangan yang diharap dapat menjadi agregator dari produk-produk yang ada di sektor Peternakan dan Perikanan, Pertanian dan Agroindustri yang dikelola ID FOOD.

Anggota holding lainnya yang bergerak di pendistribusian ada juga PT Rajawali Nusindo dan PT GIEB Indonesia. “Kalau digabungkan kami memiliki cabang lebih dari 80 cabang tersebar seluruh Indonesia yang kami andalkan untuk distribusi pangan,”ungkap Frans.

Pada sektor distribusi pangan, ID FOOD Group juga menyediakan platform seperti Warung Pangan untuk membantu UMKM, seperti pada saat ada gejolak minyak goreng beberapa waktu lalu, ID FOOD juga turut berperan dengan adanya platform ini.

Frans menilai, jika berbicara mengenai ketahanan pangan tentu diperlukan dukungan pemerintah. Ia pun menanggapi isu gejolak harga dan suplai pangan disebabkan sebagian besar suplai dan harga kontribusinya dari pihak swasta.

"Jadi yang kita butuhkan adalah bagaimana memperkuat peran pemerintah melalui BUMN untuk bisa memperluas market share-nya, kami optimis ID FOOD dapat berkontribusi 5-10% di market dengan bantuan intervensi dari pemerintah,” jelas Frans.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×