kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   6.000   0,39%
  • USD/IDR 16.200   -65,00   -0,40%
  • IDX 7.080   -2,93   -0,04%
  • KOMPAS100 1.048   -3,07   -0,29%
  • LQ45 822   1,36   0,17%
  • ISSI 211   -2,01   -0,94%
  • IDX30 422   2,45   0,58%
  • IDXHIDIV20 505   4,21   0,84%
  • IDX80 120   -0,32   -0,26%
  • IDXV30 123   -1,69   -1,35%
  • IDXQ30 140   1,02   0,74%

UOB: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diproyeksi Capai 5,3% pada Tahun 2025


Kamis, 05 Desember 2024 / 15:22 WIB
UOB: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diproyeksi Capai 5,3% pada Tahun 2025
ILUSTRASI. UOB memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di level 5,3% di tahun 2025 dengan pertumbuhan ekonomi global di 3,2%


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank UOB Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 mendatang berada di level 5,3%.

ASEAN Economist UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja, melihat prospek pertumbuhan positif bagi negara-negara kawasan ASEAN. Hal itu seiring dengan pulihnya perdagangan elektronik, arus masuk penanaman modal asing (foreign direct investment/FDI) dan pariwisata.

"Kami proyeksi pertumbuhan ekonomi global 3,2% sedangkan Kawasan ASEAN sekitar 4,8%," ungkap Enrico dalam UOB Macroeconomic Outlook Virtual Media Briefing, Kamis (5/12).

Enrico memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 mendatang berada pada kisaran 5,3%.

Baca Juga: Target Penerimaan Pajak Konsumsi Meningkat di 2025 Saat Kebijakan PPN 12% Berlaku

Indonesia menduduki posisi ketiga dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di ASEAN. Posisi pertama ditempati Vietman dengan proyeksi ekonomi tumbuh 6,6% pada tahun depan. Disusul, Filipina di posisi berikutnya dengan pertumbuhan ekonomi di kisaran 6,5% pada tahun 2025.

"Vietnam tentu saja tetap merupakan salah satu ekonomi yang paling kuat dan cepat tumbuh di angka sekitar 6,6%, ujar Enrico.

Enrico juga mengatakan perdagangan ASEAN dan arus masuk FDI akan terus meningkat hingga tahun 2030. Hal itu didorong oleh pergeseran rantai pasokan ke ASEAN akibat ketegangan AS-China.

Meski begitu ada sejumlah risiko yang tetap harus dihadapi Indonesia dan negara-negara di ASEAN. pertama, tarif baru atau yang lebih besar dapat semakin mengganggu arus perdagangan dan investasi secara global termasuk di ASEAN. Kedua, ASEAN akan menjadi target AS yang secara umum memiliki defisit perdagangan dengan ASEAN, khususnya Indonesia, Vietnam, Thailand dan Malaysia. 

"Resesi besar di AS dan Tiongkok juga dapat melemahkan ekspor ASEAN," jelasnya.

Selanjutnya: Adakan Ratas, Mentan Bersama Kementerian PU dan TNI Percepat Swasembada Pangan

Menarik Dibaca: Denpasar Hujan Mulai Pagi hingga Sore, Pantau Prakiraan Cuaca Besok di Bali

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×