kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Unggul di Quick Count, Prabowo-Gibran Dinilai Akan Lakukan Rekonsiliasi Politik


Sabtu, 17 Februari 2024 / 19:40 WIB
Unggul di Quick Count, Prabowo-Gibran Dinilai Akan Lakukan Rekonsiliasi Politik
ILUSTRASI. Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. REUTERS/Willy Kurniawan


Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat politik Adi Prayitno menilai capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan melakukan politik rekonsiliasi dengan dua kompetitornya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. 

Prabowo-Gibran unggul dari pasangan calon (paslon) nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD dalam hasil hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei. 

“Ya kalau melihat kecenderungan politiknya memang sangat memungkinkan dan itu kebutuhan,” kata Adi saat dihubungi, Sabtu (17/2). 

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) ini mengatakan, politik rekonsiliasi menjadi kebutuhan di Indonesia guna mengamankan dukungan di parlemen atau DPR RI. 

Baca Juga: KPU: Pengumuman Hasil Rekapitulasi Nasional Dilakukan 35 Hari Sejak Pemungutan Suara

“Di Indonesia itu merangkul pihak yang kalah itu kebutuhan. Terutama kebutuhan untuk mengamankan dukungan politik di parlemen,” ujar Adi. 

Dia menjelaskan Prabowo-Gibran akan melakukan politik rekonsiliasi agar usulan atas kebijakan politik di pemerintahan nanti tidak mendapatkan perlawanan serta berjalan mulus.  Hal ini hanya bisa dilakukan jika dukungan ke Prabowo-Gibran di Parlemen tinggi atau di atas 60 persen suara. 

“Kalau per hari ini dukungan politik Prabowo Gibran Cuma 45 persen, sebisa mungkin minimal dukungan politik parlemennya ya 55 atau 60 persen,” ujar Adi. 

“Jadi merangkul pihak lawan itu kalau kita membaca demi kepentingan politik taktis strategis adalah kebutuhan. Ya itu memprkuat barisan parlemen,” tambah dia. 

Di lain sisi, Adi berharap jika Prabowo-Gibran memenangkan Pemilu 2024, mereka sebaiknya tidak melakukan politik rekonsiliasi mengajak lawannya bergabung ke koalisi.  Sebab, menurut dia, jika semua lawan politik bergabung dengan penguasa, tentu akan menghilangkan makna dari pelaksanaan pemilu. 

“Oleh karena itu ya bagi saya boleh juga ini dicoba oleh Prabowo-Gibran, supaya yang kalah enggak dirangkul gitu loh. Biar pemilu itu ada nilainya,” kata dia. 

Diberitakan sebelumnya, capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mulai memberikan sinyal untuk merangkul lawan politiknya.  Sinyal lobi-lobi politik ini sempat diutarakan langsung oleh Prabowo dan Gibran dalam pidatonya usai unggul dalam hasil hitung cepat quick count pemungutan suara di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (14/2). 

Baca Juga: Bawaslu Temukan 19 Masalah Pencoblosan dan Perhitungan Suara Pemilu 2024, Apa Saja?

"Kami akan merangkul semua unsur dan semua kekuatan. Kami akan menjadi presiden dan wakil presiden untuk seluruh rakyat Indonesia," kata Prabowo di Istora Senayan, Jakarta. 

Dalam kesempatan itu, Gibran juga mengaku ingin sowan ke pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Dalam pidatonya, Gibran menjelaskan, pasangan calon lain adalah saudara. 

"Saya juga secara pribadi ingin segera sowan ke paslon nomor 1, paslon nomor 3," ujar Gibran.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Prabowo-Gibran Dinilai Akan Rekonsiliasi Politik untuk Amankan Dukungan di Parlemen"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×