kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,71   -13,81   -1.48%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Undang 80 Menteri Dunia, Indonesia Pimpin Pembahasan Air dan Sanitasi di SMM 2022


Rabu, 18 Mei 2022 / 13:40 WIB
Undang 80 Menteri Dunia, Indonesia Pimpin Pembahasan Air dan Sanitasi di SMM 2022
ILUSTRASI. Wakil Presiden RI Ma?ruf Amin. Undang 80 Menteri Dunia, Indonesia Pimpin Pembahasan Air dan Sanitasi di SMM 2022.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan Sector Minister's Meeting (SMM) Sanitation and Water for All (SWA) 2022 yang diselenggarakan pada 18-19 Mei 2022 di Jakarta.

Pertemuan tingkat menteri terbesar yang diadakan di Indonesia tersebut dibuka oleh Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin dengan konfirmasi kehadiran tak kurang dari 80 menteri dari seluruh dunia.

Dalam sambutannya, Wapres menuturkan bahwa sidang Umum PBB pada tahun 2010 mengakui bahwa akses terhadap sanitasi dan air minum aman merupakan hak asasi setiap manusia. Oleh karena itu, "Mewujudkan Akses Air Minum dan Sanitasi Aman serta Berkelanjutan bagi Semua" menjadi salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yaitu Tujuan 6, yang harus kita capai pada tahun 2030.

“Namun secara global, saat ini sekitar 2 miliar manusia tidak mempunyai akses yang baik terhadap air minum yang aman, dan lebih dari 3 miliar orang tidak mempunyai akses terhadap sanitasi yang aman,” terang Ma'ruf, Rabu (18/5).

Baca Juga: Jokowi Pastikan Kebijakan PPKM Berlanjut Sampai Covid-19 Terkendali 100%

Di Indonesia, ungkap Wapres, akses terhadap air minum layak telah menjangkau lebih dari 90% penduduk, tetapi capaian akses air minum aman baru sekitar 11%.

“Untuk akses sanitasi, saat ini sekitar 80% penduduk mempunyai akses sanitasi layak, sedangkan sanitasi aman baru dinikmati oleh sekitar 7% penduduk Indonesia,” ujar Ma'ruf.

Padahal, lanjut Wapres, sesuai data WHO, penyediaan air minum dan sanitasi yang aman menentukan hidup dan kehidupan manusia. Namun secara global dan lebih dari tiga miliar orang tidak memiliki akses terhadap sanitasi yang aman.

Wapres pun berharap forum pada pertemuan ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi optimal dalam mendorong peningkatan jumlah populasi dalam mengakses sanitasi dan air minum aman, baik secara global maupun secara nasional di Indonesia.

“Oleh karena itu, melalui pertemuan ini, kita teguhkan komitmen bersama secara global untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dan air minum aman, serta menjadikan penyelesaian masalah ini sebagai prioritas pembangunan di negara kita,” ucap Ma'ruf.

Sementara itu, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas Josaphat Rizal Primana mengungkapkan, tahun ini merupakan pertama kalinya SMM membahas kaitan air minum dan sanitasi dengan tiga krisis. Yaitu pandemi Covid-19, darurat iklim yang meningkat, dan ekonomi global yang sedang berjuang dalam kaitannya dengan komitmen pembangunan berkelanjutan.

Baca Juga: Ini Alasan Jokowi Pilih Shalat Id di Yogyakarta Dibanding di Masjid Istiqlal

"Ketiga krisis tersebut berkaitan erat dengan akses masyarakat atas air minum dan sanitasi serta perlunya investasi untuk memastikan akses tersebut dapat dicapai. Pasalnya, hampir 90% bencana iklim terkait dengan air, termasuk banjir, kekeringan, dan kualitas air yang memburuk," terang Josaphat.

Di Indonesia, menurut Josaphat, sepanjang 2007-2019, bencana yang berhubungan dengan air, selain menyebabkan banyak korban jiwa, juga menimbulkan kerugian ekonomi rata-rata USD 2–3 miliar setiap tahunnya.




TERBARU

[X]
×