kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ULN swasta tumbuh melambat pada kuartal III-2019, ini kata ekonom


Minggu, 17 November 2019 / 17:58 WIB
ULN swasta tumbuh melambat pada kuartal III-2019, ini kata ekonom
ILUSTRASI. Pekerja konstruksi beraktivitas diproyek pembangunan gedung di Jakarta, Jumat (22/02). Pada kuartal III 2019, ULN swasta tumbuh 10,4% (yoy) atau lebih rendah dari pertumbuhan pada kuartal II yang sebesar 11,3% (yoy). KONTAN/Fransiskus Simbolon/22/02/2019


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Utang Luar Negeri (ULN) swasta mengalami perlambatan pada kuartal III-2019. Pada kuartal ketiga ini, posisi ULN swasta tumbuh 10,4% (yoy) atau lebih rendah dari pertumbuhan pada kuartal sebelumnya yang sebesar 11,3% (yoy).

Menurut Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy, penurunan posisi ULN swasta ini disebabkan oleh aktivitas ekspansi swasta yang memang menurun pada kuartal III dan nantinya juga akan berlanjut di kuartal IV.

Baca Juga: Yield SUN kembali naik respon atas ulah Trump soal AS-China

Selain itu, ada juga faktor penurunan yang dipengaruhi oleh menurunnya harga komoditas pada tahun ini. Apalagi Yusuf melihat bahwa banyak perusahaan swasta yang bergerak di bidang komoditas.

"Namun, saat ini sudah ada perbaikan harga komoditas, seperti crude palm oil (CPO) dan batubara yang mengalami peningkatan. Hanya saja perlu diwaspadai ada kemungkinan turun lagi di tahun ini," kata Yusuf kepada Kontan.co.id, Minggu (17/11).

Sedangkan menurut Ekonom Bank BCA David Sumual, penurunan ULN swasta disebabkan oleh intensi dan minat dalam sektor swasta yang agak menurun. Bahkan, ia juga melihat bahwa tren penurunan ULN swasta ini masih akan ada hingga akhir tahun.

Namun, David melihat bahwa kondisi ini masih aman, karena masih diimbangi dengan pertumbuhan ULN pemerintah yang sebesar 10,3% (yoy) atau lebih tinggi dari kuartal II-2019 yang sebesar 9,1% (yoy).

Baca Juga: Kembali dapat utang US$ 1 miliar, begini serapan capex PLN hingga kuartal III 2019

"Ada peningkatan juga di surat berharga negara (SBN) jadi itu yang masih mengimbangi," kata David.

Untuk selanjutnya, David melihat bahwa tren penurunan ULN swasta ini masih bisa didorong. Ia pun mengimbau bahwa pemerintah bisa memberikan insentif sebagai stimulus. Salah satunya adalah dengan stimulus fiskal lewat pajak.

Pemerintah pun dipandang tidak memiliki masalah untuk meningkatkan utang, karena ini bisa meningkatkan permintaan domestik dan bahkan bisa menjaga pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Siap injak gas akhir tahun, ini sederet rencana pendanaan bank di kuartal IV 2019

Sebagai tambahan informasi, Bank Indonesia (BI) menyoroti bahwa perlambatan ULN swasta disebabkan oleh penurunan ULN bank. Lalu bila melihat secara sektoral, ada empat sektor yang mendominasi dalam penggunaan ULN, bahkan pangsanya dalam penggunaan ULN swasta mencapai 75,4%.

Sektor-sektor tersebut adalah sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara (LGA), serta industri pengolahan, dan sektor pertambangan dan penggalian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×