kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Uji klinis obat corona ala Indonesia, dari jahe hingga plasma


Senin, 04 Mei 2020 / 09:27 WIB
Uji klinis obat corona ala Indonesia, dari jahe hingga plasma
ILUSTRASI. Kotak berisi obat Chloroquine untuk menangani penyebaran virus corona (Covid-19). ANTARA FOTO


Reporter: Markus Sumartomdjon | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  JAKARTA. Mulai banyak negara yang melakukan uji klinis terhadap obat atau vaksin untuk bisa menyembuhkan virus corona atau Covid-19, termasuk juga Indonesia.

Saat ini, pemerintah lewat Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek)/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah melakukan uji klinis terhadap sejumlah komoditas asli Indonesia dan cara pengobatan lainnya untuk menghadapi corona. 

Asal tahu saja, tahapan uji klinis ini beraarti bahwa produk atau obat yang bersangkutan sudah melalui tahap sebelumnya dan tinggal diuji cobakan ke tubuh manusia. Apakah manjur dan aman obat tersebut bagi manusia.

Baca Juga: Mantap! Lembaga Eijkman memulai upaya pembuatan vaksin

Menristek saat ini tengah melakukan uji klinis terhadap jahe merah, jambu merah dan minyak kelapa murni. Apakah ketiga produk komoditas tersebut bisa meningkatkan ketahanan tubuh dari paparan Covid-19. 

Baca Juga: Indonesia kembangan vaksin dan obat Covid-19, bagaimana hasilnya?

“Kami sudah melakukan review sistematik, kemudian studi bioinformatika dan saat ini sedang melakukan uji klinis terhadap jahe merah, jambu biji dan virgin coconut oil, terutama di Rumah Sakit Wisma Atlet,” kata Menristek Bambang P. S. Brodjonegoro dalam keterangan resmi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Minggu (3/5).

Ia berharap mereka dapat memanfaatkan suplemen yang mengandung bahan tersebut dan diharapkan cocok untuk meningkatkan daya tahan tubuh saat mengatasi virus corona. "Paling tidak (dapat) meningkatkan daya tahan terhadap Covid-19 ataupun kemudian menghasilkan suplemen baru yang diharapkan bisa menumbuhkan daya tahan tubuh terhadap Covid-19," katanya.

Selain suplemen untuk daya tahan, pemerintah juga tengah melakukan uji klinis terhadap berbagai macam obat yang direkomendasikan dari luar negeri. Mulai dari avigan, chloroquine dan tamiflu, selain juga obat pil kina yang sedang dikembangkan di Indonesia.

"Pil kina sedang kami uji sebagai salah satu alternatif obat yang barangkali bisa meringankan beban penderita COVID-19," ujarnya.

Selain itu, Kemenristek juga sedang melakukan riset terhadap convalescent plasma sebagai terapi untuk pasien COVID-19. Jadi plasma dari pasien corona yang sudah sembuh kemudian diberikan sebagai terapi bagi pasien Covid-19 yang kondisinya berat.

Pemberian plasma tersebut sudah mulai dilakukan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto.Hasilnya, menurut Bambang cukup melegakan meski harus memerlukan riset dalam skala besar.

Dengan hasil yang cukup positif tersebut, Kemenristek/BRIN bersama dengan Kementerian Kesehatan (Kemkes) akan melakukan riset yang lebih besar dan akan melibatkan banyak rumah sakit di berbagai daerah di Indonesia, tidak hanya di Jakarta, untuk mengembangkan convalescent plasma. Seperti di Malang, Surabaya, Solo, Yogyakarta dan kota lainnya.

Selain convalescent plasma, Kemristek juga sedang mengembangkan serum anti Covid-19. Ini adalah hasil kerjasama antara Biofarma, LIPI dan IPB. Diharapkan semua uji klinis dan pengembangan jenis obat tersebut bisa menjadi alternatif penyembuhan dari corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×