kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.060   76,41   1,09%
  • KOMPAS100 1.056   15,99   1,54%
  • LQ45 831   13,98   1,71%
  • ISSI 214   1,38   0,65%
  • IDX30 424   7,59   1,82%
  • IDXHIDIV20 511   8,76   1,75%
  • IDX80 120   1,83   1,54%
  • IDXV30 125   0,81   0,66%
  • IDXQ30 141   2,26   1,63%

Uang Beredar pada Periode Lebaran Diprediksi Naik hingga 10%


Rabu, 26 April 2023 / 16:05 WIB
Uang Beredar pada Periode Lebaran Diprediksi Naik hingga 10%
ILUSTRASI. Karyawan meletakkan uang pecahan Rp100.000 dan Rp 50.000 di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (28/9/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Idul Fitri tahun 2023 nampaknya lebih semarak dari tahun-tahun sebelumnya. Sejak tahun 2020, perayaan terkungkung oleh pandemi Covid-19 yang mendorong pembatasan aktivitas masyarakat.  Kini saat pembatasan tersebut dihapus, maka aktivitas sudah mulai berjalan normal. 

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, semaraknya Idul Fitri tahun ini berpotensi mendorong jumlah uang beredar. 

"Kami memperkirakan adanya kenaikan uang beredar sekitar 8% hingga 10% dibandingkan Idul Fitri tahun lalu," terang David kepada Kontan.co.id, Rabu (26/4). 

Kenaikan uang beredar ini didorong oleh cuti bersama yang panjang, sehingga mendorong masyarakat untuk bepergian dan melakukan konsumsi.  Begitu juga dengan tradisi mudik dimana masyarakat biasanya memberikan uang THR hari raya. 

Baca Juga: Apindo Perkirakan Perputaran Uang Pemilu Bisa Capai Rp 50 Triliun

"Kalau di daerah, biasanya menggunakan uang tunai. Makanya, peredaran uang yang meningkat terutama di uang kartal," tambah David. 

Efeknya tentu baik bagi pertumbuhan ekonomi, terutama di kuartal II-2023. David memperkirakan, pertumbuhan ekonomi periode tersebut akan sekitar 5%.  Meski masih di level 5%, tetapi nampaknya akan melambat dari capaian pertumbuhan ekonomi kuartal II-2022 yang pada waktu itu mencapai 5,44%. 

David mengingatkan, ini bukan sesuatu yang patut diwaspadai. Perlambatan pertumbuhan tersebut bisa disebabkan oleh faktor basis tinggi (high base effect) di tahun sebelumnya. 

"Intinya konsumsi rumah tangga di kuartal II-2023 terungkit momen Idul Fitri dan bagus untuk pertumbuhan ekonomi," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×