kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Tutup defisit APBN, Kemenkeu bakal terbitkan SBN Rp 991 triliun pada 2022


Senin, 13 Desember 2021 / 16:20 WIB
Tutup defisit APBN, Kemenkeu bakal terbitkan SBN Rp 991 triliun pada 2022
ILUSTRASI. Obligasi.?Tutup defisit APBN, Kemenkeu bakal terbitkan SBN Rp 991 triliun pada 2022


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan menerbitkan surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 991,3 triliun pada tahun 2022 mendatang.

Penerbitan tersebut tentunya dilakukan untuk menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

“Selama tahun 2022 kita akan melakukan pembiayaan utang melalui penerbitan SBN Rp 991,3 triliun maupun pelaksanaan pinjaman dengan targetnya Rp973,6 triliun,” tutur Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Riko Amir dalam Media Briefing: Strategi Pembiayaan APBN Tahun 2022, Senin (13/12).

Baca Juga: Pemerintah akan tarik utang Rp 973,6 triliun pada tahun 2022, porsi valas minim

Dia mengatakan, penerbitan SBN tersebut rampung disusun dalam kerangka rencana APBN selama satu tahun. Oleh karenanya, pembiayaan akan APBN dilakukan secara fleksibel.

Artinya antara SBN dan pinjaman dapat dilakukan penerbitan yang saling melengkapi dan juga dapat dilakukan menggunakan penambahan Sisa Anggaran Lebih (SAL) atau Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA).

Adapun, Amir menjelaskan pihaknya telah menyusun strategi dalam penarikan utang 2022, yakni, pertama, oportunistik yaitu prioritas penerbitan SBN di pasar domestik, sumber utang luar negeri dimanfaatkan sebagai pelengkap.

Baca Juga: Berkat disiplin fiskal, tingkat utang Indonesia diklaim masih aman

Lalu, pengembangan dan pendalaman pasar atau perluasan basis investor, dan mendorong penerbitan obligasi/sukuk daerah.

Serta koordinasi fiskal, moneter, dan sektor keuangan dalam pemenuhan pembiayaan, termasuk Kerjasama dengan Bank Indonesia dalam pemenuhan pembiayaan.

Kedua, strategi fleksibel untuk mengoptimalkan sumber non-utang, dan memanfaatkan pinjaman tunai dalam kerangka fleksibilitas di tengah ketidakpastian.

Ketiga, prudent, yaitu mengendalikan risiko utang dan mengelola utang dengan cermat dan hati-hati untuk mendukung konsolidasi fiskal dan sustainabilitas APBN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×