Reporter: Grace Olivia | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan menetapkan rencana penarikan utang melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) secara bruto sebesar Rp 735,52 triliun pada tahun 2020.
Angka tersebut lebih kecil dari target penerbitan SBN bruto tahun 2019 yang awalnya sebesar Rp 825,7 triliun. Bahkan, hingga 5 Desember lalu, total realisasi penerbitan SBN bruto di tahun ini telah mencapai Rp 903,4 triliun.
Baca Juga: Utang luar negeri Indonesia naik 11,9% yoy pada Oktober 2019
Penerbitan SBN bruto sebagai sumber pembiayaan untuk Amggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020. Penerbitan terdiri dari surat utang domestik dengan porsi 77,96%, meliputi pinjaman dalam negeri dan SBN rupiah. Serta surat utang valas dengan porsi 22,04%, meliputi pinjaman luar negeri dan SBN valas.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman menjelaskan, target penerbitan SBN bruto tahun depan yang lebih kecil dari tahun 2019 sejalan dengan penetapan defisit APBN yang juga lebih rendah.
Seperti yang diketahui, pemerintah menetapkan defisit APBN 2020 sebesar Rp 307,2 triliun atau 1,76% dari produk domestik bruto (PDB). Target tersebut lebih kecil dari outlook defisit APBN 2019 yang mencapai 2,2% PDB.
Baca Juga: Kepemilikan asing di SBN mencapai Rp 1.068 triliun
Untuk membiayai defisit anggaran itu, pemerintah juga telah mematok penerbitan SBN secara neto tahun depan ditetapkan sebesar Rp 389 triliun.
“SBN bruto mengecil karena defisit kita juga mengecil. Kita masih work-out sesuai dengan defisit 1,76% di APBN,” tutur Luky saat ditemui, Senin (16/12).