Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pemerintah Turki melalui Kedutaan Besarnya di Jakarta meminta secara resmi kepada pemerintahan Indonesia agar menutup lembaga pendidikan yang diduga berhubungan dengan ulama Turki Fethullah Gülen.
Permohonan ini imbas dari upaya kudeta militer yang terjadi beberapa waktu lalu. Pemerintah Turki di bawah kepemimpinan Erdogan menuding, Fethullah Gülen adalah dalang dibalik upaya kudeta militer tersebut.
Bahkan seluruh aktivitas pendidikan baik sekolah, universitas, institusi di Turki yang berhubungan dengan ulama yang masih dalam pengasingannya di Saylorsburg, Negara Bagian Pennsylvania, Amerika Serikat (AS) sudah ditutup. Dan untuk menghindari gerakan di luar Negeri, Turki meminta hal yang sama kepada negara Yordania, Azerbaijan, Somalia, dan Nigeria.
“Pemerintah Turki akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk hukuman dari kelompok yang melakukan upaya kudeta. Jelas bahwa upaya kudeta itu dilakukan oleh organisasi teroris FETO, pemimpinnya Fethullah Gulen,” ujar Duta Besar Turki Mehmet Kadri Şander Gürbüz melalui siaran pers, Kamis (28/7), yang juga dicantukan di situs resminya.
Adapun nama-nama sekolah yang diduga berhubungan dengan ulama terkemuka di Turki tersebut yaitu,
- Sekolah Dwibahasa Pribadi di Depok, Jawa Barat,
- Sekolah Dwibahasa Pribadi di Bandung, Jawa Barat,
- Sekolah Dwibahasa Kharisma Bangsa di Tangerang Selatan, Banten
- Sekolah Dwibahasa Kesatuan Bangsa di Yogyakarta,
- Sekolah Dwibahasa Sragen di Sragen, Jawa Tengah,
- Sekolah Fatih di Aceh,
- Sekolah Dwibahasa Banua di Kalimantan Selatan,
- Sekolah Dwibahasa Semesta di Semarang, Jawa Tengah.
Selain sekolah, Turki juga menyebut perguruan tinggi di Tangerang Selatan yaitu Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. Mereka meminta agar segera menutup segala aktivitas perkuliahan yang berkaitan dengan Gülen. “Kementerian Indonesia urusan agama telah mengirimkan surat resmi kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta di Ciputat," ungkapnya.
Menurutnya, sesuai informasi dari pejabat di Indonesia sejumlah sekolah di Indonesia yang terkait dengan organisasi teroris ini. Itu menggunakan payung ornasisasi PASIAD dan ini telah ditutup pada 1 November 2015.
Sebagai negara yang bersahabat sejak lama, kata Gürbüz, dan banyak tergabung dalam organisasi baik itu PBB, OKI, D-8, G-20 dan MIKTA. Hubungan antara Turki dan Indonesia yang diangkat ke tingkat Kemitraan Strategis pada tahun 2011.
“Sebagai mitra strategis, kami berharap dan mengandalkan dukungan dari orang-orang persaudaraan dan ramah Indonesia dan Pemerintah Indonesia terhormat dalam perjuangan kami terhadap resiko organisasi teroris FETO,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News