kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tri Dianto akan bongkar keterlibatan elit Demokrat


Kamis, 31 Oktober 2013 / 11:02 WIB
Tri Dianto akan bongkar keterlibatan elit Demokrat
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah?Bank Sumut. Bank Sumut, BJB Syariah dan Bank Sampoerna Bersiap IPO untuk Perkuat Permodalan.


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Kabupaten Cilacap Tri Dianto berjanji akan membongkar para elite Partai Demokrat yang sering "bermain" dengan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin.

Tri akan mengungkapkan keterlibatan elite Partai Demokrat tersebut ketika diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai saksi dalam kasus dugaan gratifikasi proyek Hambalang.

Menurut Tri, dia akan diperiksa KPK pada Kamis (31/10/2013) ini, sebagai saksi bagi mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum yang menjadi tersangka dalam kasus tersebut.

“Saya diperiksa hari Kamis, saya berteman dengan Nazaruddin sejak saya masih jadi Ketua DPC Demokrat Cilacap. Kami akan bongkar semua, siapa-siapa saja yang sering dengan NZ (Nazaruddin),” ucap Tri, ketika dihubungi wartawan.

Sebelumnya, Tri menolak diperiksa KPK dengan alasan privasinya terganggu karena KPK mengirimkan surat panggilan ke tempat tinggal tiga istrinya. Pria yang dikenal sebagai loyalis Anas ini pun menilai KPK tidak profesional.

Ia lantas mempersilakan KPK untuk kembali melayangkan surat panggilan asalkan suratnya dikirimkan ke satu alamat yang tercantum dalam kartu tanda penduduk.

Untuk pemeriksaan hari ini, menurut Tri, KPK hanya mengirimkan surat panggilannya ke satu alamat yang tercantum di KTP.  “Surat panggilan dikirim ke alamat yang ada di KTP. Cuma satu surat, tidak seperti kemarin," ujarnya.

Oleh karena itu, ia bersedia memenuhi panggilan pemeriksaan KPK hari ini. Terkait penyidikan kasus dugaan gratifikasi Hambalang, KPK tengah mendalami dugaan aliran dana korupsi ke Kongres Partai Demokrat 2010. Dalam kongres tersebut, Anas terpilih sebagai ketua umum. (Icha Rastika/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×