kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Transaksi pakai mata uang asing bisa dipidana


Sabtu, 20 Desember 2014 / 16:09 WIB
Transaksi pakai mata uang asing bisa dipidana
ILUSTRASI. Untuk Rabu (5/7), rupiah diperkirakan akan bergerak konsolidasi dengan kecenderungan penguatan yang terbatas. ANTARA FOTO/Reno Esnir/tom.


Sumber: TribunNews.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pengamat pasar uang, Farial Anwar mengungkapkan penggunaan mata uang asing sebagai alat transaksi sebetulnya bisa dikenakan pidana. Hal itu sesuai dengan isi salah satu pasal di dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.

"Ada sanksi pidana satu tahun penjara setiap pelanggaran itu," ujar Farial dalam acara Smart FM bersama Populi Center di Gado-gado Boplo Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (20/12/2014).

Ketentuan Pidana terkait tidak menggunakan mata uang rupiah di setiap transaksi diatur di dalam Pasal 33 UU Nomor 7 Tahun 2011, yang berbunyi:

Ayat (1), Setiap orang yang tidak menggunakan rupiah dalam setiap transaksi yang mempunyai tujuan pembayaran, penyelesaian kewajiban lainnya yang harus dipenuhi dengan uang dan/atau transaksi keuangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama satu 1 tahun dan pidana denda paling banyak Rp 200.000.000 (dua ratus juta rupiah).

Namun, Farial menyayangkan Undang-Undang tentang Mata Uang tersebut tidak dibuat peraturan teknisnya melalui peraturan pemerintah, meski semestinya tidak perlu peraturan teknis untuk menjalankan Undang-Undang tersebut.

"Tapi law enforcement enggak jalan. Sudah PP enggak keluar, BI akhirnya keluarkan PBI dan akan dijalankan tahun depan," kata Farial. (Imanuel Nicolas Manafe)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×