kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tragedi Bintaro, bagaimana standar evakuasi KA?


Senin, 09 Desember 2013 / 19:19 WIB
Tragedi Bintaro, bagaimana standar evakuasi KA?
ILUSTRASI. Kanker usus


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Banyaknya korban pada peristiwa tabrakan kereta api dengan truk Pertamina di perlintasan kereta Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2013) menimbulkan pertanyaan soal peralatan evakuasi darurat yang ada di dalam kereta api. Kementerian Perhubungan mengklaim bahwa seluruh kereta api sudah melalui uji standar pelayanan dan keselamatan.

Sekretaris Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Nugroho Iriyanto menjelaskan, pembuatan kereta api sebenarnya sudah mempertimbangkan aspek keselamatan. Salah satunya terkait alat evakuasi. Peralatan evakuasi yang disediakan adalah alat pemecah kaca. Namun, Nugroho tidak mengetahui apakah rangkaian kereta yang mengalami tabrakan siang tadi memiliki kelengkapan tersebut. Peralatan darurat lainnya yang disiapkan adalah rem darurat.

“Rem darurat ini bisa dipakai penumpang saat melihat ada indikasi bencana atau hal-hal lain. Dia bisa mengambil langkah dengan mengoperasikan rem darurat,” kata Nugroho di Kompleks Parlemen, Senin (9/12/2013).

Rem darurat itu, sebut Nugroho, bertujuan untuk menghindari terjadinya kecelakaan. Keberadaannya, ucap Nugroho, ada di setiap gerbong kereta. “Tapi saya tidak tahu apakah sudah diberitahukan ke penumpang atau tidak,” ucapnya.

Sementara itu, Menteri Perhubungan EE Mangindaan menyatakan akan mengevaluasi kembali standard operating procedure (SOP) yang diterapkan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Kemenhub, lanjutnya, sudah menurunkan tim untuk menginvestigasi penyebab terjadinya kecelakaan.

“Aspek itu (kelengkapan peralatan darurat) juga akan menjadi bahan evaluasi kami,” kata Mangindaan usai melakukan rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR.

Seperti diberitakan, truk tangki berisi bermuatan bahan bakar premium itu mengalami kecelakaan dengan KRL jurusan Serpong-Tanah Abang di pelintasan rel Pondok Betung, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2013) pukul 11.15 WIB.

Korban meninggal dunia dipastikan berjumlah 10 orang dan kemungkinan bertambah. Korban tewas di antaranya adalah masinis kereta. ementara itu, puluhan korban luka-luka dirawat di RS dr Suyoto, Jalan Veteran, Jakarta Selatan. Korban terbanyak berasal dari kaum perempuan karena gerbong yang ditabrak truk adalah gerbong khusus perempuan. (Sabrina Asril)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×