kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Tjahjo: Setelah PKS, PDI-P juga sedang dihancurkan


Senin, 24 Februari 2014 / 08:30 WIB
Tjahjo: Setelah PKS, PDI-P juga sedang dihancurkan
ILUSTRASI. Dapatkan Promo Tiket.com 10.10, Diskon Hotel di Luar Negeri Hingga Rp40%


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Tjahjo Kumolo berpendapat ada pihak-pihak yang sedang fokus menyerang untuk mengerdilkan partainya. Kesolidan PDI-P, kata dia, dianggap mengganggu dan mengancam pihak tertentu.

"Secara nasional dan tanpa mengecilkan partai lain, sistem organisasi yang baik itu ada TNI (yang) di luar parpol. (Lalu), PKS solid, maka sedang dihancurkan oleh tangan halus. (Sistem organisasi) PDI-P baik dan sedang dihancurkan juga," kata Tjahjo, Minggu (23/2/2014) malam.

Menurut Tjahjo, PDI-P menjadi salah satu partai paling baik saat ini dalam hal kaderisasi. Partai lain yang memiliki kaderisasi baik, sebut dia, adalah PKS. Namun, kata Tjahjo, PKS sudah lebih dahulu dihancurkan dengan gelombang dugaan korupsi beberapa waktu lalu.

Dalam kaderisasi, kata Tjahjo, PDI-P melakukan seleksi cukup ketat termasuk melewati tahap psikotes. Baru-baru ini, PDI-P hanya menerima sekitar 21.000 kader baru dari jumlah pendaftar yang lebih dari 27.000 orang.

Kesuksesan PDI-P melakukan regenerasi internal, lanjut Tjahjo, membuat soliditas partainya menguat. Partai lain yang merasa terancam sering kali mengambil jalan pintas dengan membajak kader-kader terbaik PDI-P.

"Pembajakan kader terjadi. Harry Sarundajang dicomot, Bibit Waluyo sukses di Jateng dicomot. Ini yang harus diluruskan," ujar Tjahjo memberikan contoh. Sarundajang adalah Gubernur Sulawesi Utara, sementara Bibit merupakan mantan Gubernur Jawa Tengah. Belum lagi, imbuh Tjahjo, masalah yang belakangan menimpa Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Tjahjo menduga ada pihak eksternal yang menunggangi dan terus mengipasi isu tersebut untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya. Padahal, kata Tjahjo, Risma sengaja di-plot PDI-P untuk mengisi jabatan eksekutif, seperti halnya Joko Widodo di DKI Jakarta, dan Ganjar Pranowo di Jawa Tengah.

Seperti diberitakan sebelumnya, PDI-P menyatakan telah menjadi korban praktik intelijen. Beberapa petinggi partai ini disadap dan diintai, tak terkecuali Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo. Tjahjo berkeyakinan semua serangan yang ditujukan ke partainya bertujuan memecah soliditas PDI-P.

Tjahjo pun menyesalkan dan mengkategorikan praktik tersebut sebagai "faktor X" yang akan memengaruhi pelaksanaan dan hasil Pemilu 2014. "Intelijen harusnya jadi mata dan telinga untuk mengamankan republik ini. (Tapi) saya mencermati gelagat bahwa partai-partai yang solid ini dibuat tidak solid (lewat praktik intelijen)," kecam dia.  (Indra Akuntono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×