kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tips menghadapi resesi ekonomi bagi yang berpenghasilan menengah bawah


Kamis, 06 Agustus 2020 / 06:15 WIB
Tips menghadapi resesi ekonomi bagi yang berpenghasilan menengah bawah


Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli

Selain itu, resesi juga bisa menyebabkan deflasi atau penurunan harga, tapi resesi yang berkelanjutan justru menyebabkan hyper inflasi (kenaikan harga sangat tinggi). Gozali mengatakan, hal ini juga akan berdampak sangat berat bagi masyarakat menengah ke bawah. "

Pekerjaan makin sulit, dan harga-harga yang melambung naik," kata Gozali. Meski demikian, ia menambahkan bahwa hyper inflasi belum tentu terjadi. Biasanya yang pertama terjadi adalah deflasi terlebih dulu.

"Nah, deflasi ini sudah kita rasakan sekarang," kata dia.

Baca Juga: Ini 3 sektor yang tetap tumbuh saat ekonomi Indonesia minus

Gozali menjelaskan, inflasi tinggi akan terjadi jika resesi berkepanjangan, sehingga perusahaan tidak sanggup bertahan kemudian tutup. Akibatnya, kapasitas produksi makin berkurang, sehingga jumlah barang beredar berkurang.

"Ini yang kemudian sebabkan inflasi tinggi. Hal ini masih bisa dicegah dengan adanya intervensi dari pemerintah," kata Gozali.

Cara bertahan saat resesi

Agar bisa bertahan saat resesi, Gozali menyebut ada beberapa hal yang secara umum bisa dilakukan, yaitu:

  • Melindungi sumber penghasilan

Sebagai karyawan menurut dia sebaiknya tidak agresif pindah pekerjaan dahulu sebelum ada kepastian pekerjaan baru lebih stabil. "Untuk yang punya usaha, pertimbangkan kembali rencana ekspansi," kata Gozali

  • Miliki dana cadangan




TERBARU

[X]
×