Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tenggat waktu negosiasi tarif perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) semakin dekat.
Pemerintah Indonesia telah menyiapkan beberapa strategi untuk mencapai kesepakatan dagang, termasuk dengan menawarkan peningkatan impor produk dari AS.
Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Nailul Huda, menilai strategi penambahan impor produk AS atau package deal bisa diterima selama dilakukan secara hati-hati.
Menurutnya, kebijakan ini berpotensi mengurangi tarif impor karena Presiden AS Donald Trump cenderung menetapkan tarif berdasarkan besaran defisit perdagangan.
Baca Juga: Indonesia Percepat Pembelian F-15 EX Sebagai Bahan Negosiasi Tarif dengan AS
Ia menambahkan, pemerintah Indonesia memiliki peluang untuk mengalihkan impor minyak mentah dari negara lain ke AS.
“Ketegangan geopolitik di Timur Tengah seharusnya bisa dimanfaatkan sebagai momentum untuk negosiasi dengan pemerintahan Trump,” ujar Nailul kepada Kontan.co.id, Minggu (6/6).
Lebih lanjut, Nailul menilai kebijakan pelonggaran impor terhadap 10 komoditas yang diumumkan pemerintah merupakan bagian dari deregulasi di sektor impor. Namun, ia mengingatkan agar kebijakan tersebut diterapkan secara selektif agar tidak memicu lonjakan impor yang tidak terkendali.
Sebagai contoh, pelonggaran impor sepatu olahraga memang bisa menguntungkan produsen AS, namun juga membuka peluang masuknya produk sepatu murah dari China. “Hal ini harus diwaspadai agar tidak merugikan industri dalam negeri,” katanya.
Baca Juga: Negosiasi Tarif Trump, Indonesia-AS Sepakat Bentuk Working Group di 5 Sektor Khusus
Nailul berharap pemerintah bersikap bijak dalam merancang arah negosiasi dagang dengan AS. Menurutnya, pembukaan pasar domestik secara khusus untuk AS perlu dipertimbangkan secara strategis.
“Indonesia harus tetap menjaga ketahanan industri nasional melalui berbagai kebijakan. Lagi pula, AS bukan satu-satunya mitra dagang utama kita. Masih ada ruang untuk fleksibilitas,” jelasnya.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump pada Jumat malam menyatakan bahwa pemerintahnya akan mengumumkan tarif baru terhadap sejumlah negara pada Senin.
“Saya sudah menandatangani beberapa surat, dan akan dikirim Senin,” ujarnya kepada wartawan.
Baca Juga: APSyFI Soroti Ketimpangan Strategi Dagang Jelang Negosiasi Tarif AS
Trump mengungkapkan bahwa kemungkinan akan ada hingga 12 tarif baru dengan nilai dan pernyataan yang berbeda-beda, namun ia menolak menyebutkan negara-negara yang akan terdampak. “Semua akan diumumkan Senin,” katanya.
Hingga saat ini, Gedung Putih belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai sektor yang akan dikenakan tarif atau besaran tarif yang akan diterapkan.
Selanjutnya: Strategi Indonesia Rayu AS Jelang Tarif Trump: Impor Minyak Mentah, LPG, hingga LNG
Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok 7-8 Juli, Siaga Hujan Lebat di Provinsi Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News