kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.891.000   25.000   1,34%
  • USD/IDR 16.434   -86,00   -0,52%
  • IDX 7.062   22,00   0,31%
  • KOMPAS100 1.025   4,32   0,42%
  • LQ45 798   1,81   0,23%
  • ISSI 222   1,06   0,48%
  • IDX30 416   1,04   0,25%
  • IDXHIDIV20 494   2,95   0,60%
  • IDX80 115   0,40   0,35%
  • IDXV30 118   1,30   1,11%
  • IDXQ30 136   0,30   0,22%

Tiga tugas utama untuk presiden yang baru


Senin, 07 April 2014 / 21:06 WIB
Tiga tugas utama untuk presiden yang baru
ILUSTRASI. Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan dan Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan bilateral menjelang pertemuan konfrensi tingkat tinggi (KTT) G20 yang akan berlangsung Selasa 15 November dan Rabu 16 November 2022 di Nusa Dua Bali.


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Gun Gun Heryanto mengatakan, ada tiga tugas yang harus dijalankan Presiden Republik Indonesia selanjutnya. Ketiga hal itu, menurutnya, wajib dilakukan oleh presiden terpilih untuk menjalankan pemerintahan ideal sekaligus menjaga harapan publik.

Gun Gun mengungkapkan, tugas pertama adalah, presiden harus mampu membangun pemerintahan yang kuat, mampu dan mau merefleksi organisasi di pemerintahannya. Birokrasi yang dibangun juga tidak hanya berorientasi pada masa lalu, tetapi memiliki visi ke depan.

"Ini dapat tercermin dari bagaimana pemimpin terpilih punya kemampuan mengadaptasi dinamika ke depan. Kalau enggak, maka pemimpin yang mengendalikan eksekutif akan terjebak pada program sporadis dan temporer," kata Gun Gun, dalam sebuah diskusi politik, di Jakarta, Senin (7/4/2014).

Tugas kedua, kata Gun Gun, presiden terpilih harus berani melakukan transformasi kelembagaan. Menurutnya, hal ini penting sebagai kunci bertahannya birokrasi dari tekanan dalam dan luar negeri. Tugas terakhir, Gun Gun melanjutkan, presiden yang baru dapat mengelola dan menjaga harapan publik. Dengan demikian, laju sukses pemerintahan akan diraih dengan cara yang lebih mudah karena pemimpin mendapat dukungan penuh dari rakyatnya.

"Karena semua presiden di akhir kekuasannya selalu punya problem dalam mengelola harapan publik. Pemerintahan enggak akan sukses tanpa partisipasi dari masyarakat," kata dia. (Indra Akuntono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×