kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tiga dampak negatif bila Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) terlalu lama


Senin, 10 Agustus 2020 / 10:23 WIB
Tiga dampak negatif bila Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) terlalu lama
ILUSTRASI. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim memberikan sambutan saat kunjungan kerja di Kota Bogor (30/7)


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ini perkembangan terkini mengenai sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kemendikbud bersama dengan sejumlah kementerian mengumumkan, siswa yang berada di zona hijau dan kuning Covid-19 kini dapat belajar tatap muka di sekolah. 

Sebelumnya, dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, hanya sekolah di zona hijau saja yang diizinkan untuk melakukan pembelajaran tatap muka. Namun, seiring dengan evaluasi dan beragam aspirasi dari banyak pihak, Kemendikbud memandang perlu dilakukannya penyesuaian terhadap evaluasi SKB 4 Menteri yang dikeluarkan pada pertengahan Juni lalu, salah satunya pertimbangan dampak negatif bila PJJ dilakukan berkepanjangan. 

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyampaikan sejumlah dampak yang sangat mungkin terjadi bila Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dilakukan berkepanjangan.

Baca Juga: Kurikulum darurat, ini tiga opsi kurikulum yang bisa dipilih sekolah

"Dari semua riset yang telah dilakukan di situasi bencana lainnya, di mana sekolah tidak bisa melakukan pembelajaran atau muka, bahwa efek daripada pembelajaran jarak jauh secara berkepanjangan itu bagi siswa adalah efek yang bisa sangat negatif dan permanen," papar Nadiem dalam konferensi video Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19, Jumat (7/8/2020). 

3 dampak bila terlalu lama PJJ 

Nadiem menyebut, ada tiga dampak utama. Dampak pertama ialah ancaman putus sekolah. Risiko putus sekolah, lanjut dia, dikarenakan anak terpaksa bekerja untuk membantu keuangan keluarga di tengah krisis pandemi Covid-19. Termasuk dipicu oleh banyaknya orangtua yang tidak bisa melihat peranan sekolah dalam proses belajar mengajar apabila proses pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka. 

Baca Juga: Sore ini, pemerintah umumkan nasib belajar tatap muka sekolah di zona kuning

Dampak kedua, disebut Nadiem, ialah penurunan pencapaian belajar. Perbedaan akses dan kualitas selama pembelajaran jarak jauh, terang Nadiem, dapat mengakibatkan kesenjangan capaian belajar. Terutama untuk anak-anak dari sosio-ekonomi berbeda.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×