kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tiap bulan beribu-ribu pekerja asing masuk Indonesia, ini kata Faisal Basri


Jumat, 16 Juli 2021 / 17:42 WIB
Tiap bulan beribu-ribu pekerja asing masuk Indonesia, ini kata Faisal Basri
ILUSTRASI. Puluhan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China meninggalkan pesawat seusai mendarat di Bandar Udara Cut Nyak Dhien Kabupaten Nagan Raya, Aceh, Jumat (11/9/2020).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekonom senior INDEF Faisal Basri kembali mengkritik kebijakan pemerintah yang seolah tak tegas, yaitu membuka pintu bagi pekerja asing, khususnya China di tengah upaya melawan pandemi Covid-19. 

Ia bilang, hal ini membuatnya kehabisan kata-kata (speechless). Ia kemudian mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS), yang menunjukkan bahwa jumlah pengunjung asing cukup banyak di Bandara Sam Ratulangi, Sulawesi. 

Dari data tersebut, ditunjukkan bahwa jumlah pengunjung asing yang masuk dari pintu udara bandara tersebut sebesar 433 orang pada Januari 2021, kemudian meningkat menjadi 1.027 orang pada Februari, kembali meningkat lagi pada Maret 2021 menjadi 2.513 orang, April 2.685 orang, dan terakhir Mei 2021 menjadi 1.015 orang. 

Baca Juga: Apakah vaksin Covid-19 China efektif terhadap varian Delta?

“Tiap bulannya beribu-ribu masuk dan kita biarkan! Pemerintah China sendiri yang bilang, kalau penduduknya masuk karena dibolehkan sama pemerintah Indonesia,” jelas Faisal, Jumat (16/7). 

Faisal kemudian mempertanyakan rasa waspada (sense of crisis) pemerintah. Ia bahkan cukup menyayangkan pemerintah yang seolah memihak urusan investasi atau ekonomi daripada memikirkan risiko terhadap keselamatan nyawa masyarakat. 

Apalagi, dengan melihat tingkat kematian masyarakat akibat pandemi ini yang tinggi. Itu pun, ia menuding masih ada kematian yang tak tercatat. Bila ini diungkap, bisa saja angka kematian 5 kali lipat dari yang selama ini diumumkan. 

“Makanya, mana sense of crisis pemerintah? Apakah di tengah pandemi ini kita masih memberhalakan investasi? Atas nama investasi yang bahkan sebenarnya kita nggak dapat apa-apa. Jadi speechless gitu lihat data-datanya,” tandasnya. 

Selanjutnya: Intelijen Inggris sebut ancaman Rusia dan China sama dengan terorisme

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×