kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

The Fed Jadi Biang Kerok Inflasi Global? Begini Kata Sri Mulyani


Senin, 14 November 2022 / 17:50 WIB
The Fed Jadi Biang Kerok Inflasi Global? Begini Kata Sri Mulyani
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan paparannya dalam sesi pleno XI B20 Summit Indonesia 2022 di BNDCC, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin (14/11/2022). ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Aditya Pradana Putra/nym.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa kebijakan moneter oleh bank sentral negara maju seperti Amerika Serikat (AS) akan memberikan sentimen terhadap perekonomian global.

Untuk itu, Sri Mulyani tak menampak bahwa kebijakan The Federal Reserve yang hawkish menjadi salah satu sumber yang menyebabkan inflasi meningkat di banyak negara. Menurutnya, kebijakan yang diambil The Fed akan berdampak kepada seluruh dunia.

Hal ini lantaran, peningkatan suku bunga tersebut akan mempengaruhi terganggunya pasokan pasca pandemi dan kondisi geopolitik.

"Saya pikir ini akan seperti menciptakan respons besar dari The Fed dengan menaikkan suku bunga dalam kecepatan yang sangat tinggi. Jadi dengan itu, saya pikir konsekuensi bagi seluruh dunia sangat jelas," ujar Sri Mulyani dalam acara Bloomberg CEO Forum-G20 Side Event, dikutip Senin, (14/11).

Baca Juga: Business20 Summit: Menko Airlangga, Kerja Sama Sektor Publik & Swasta Kunci Ekonomi

Sri Mulyani bilang, mata uang dolar AS masih menjadi transaksi mata uang terbesar di dunia. Oleh karenanya, apabila dolar AS menguat, maka nilai tukar negara lain akan ikut melemah sehingga berdampak kepada stabilitas sisi keuangan.

"Suka atau tidak suka, dolar masih menjadi transaksi dalam denominasi terbesar di dunia. Jadi apabila dolar menguat pasti akan menciptakan mata uang lokal yang lebih lemah dan itu menciptakan inflasi impor," katanya.

Namun menurut Sri Mulyani, hal tersebut tidak menjadi satu-satunya penyebab terjadinya inflasi global, namun juga karena kenaikan harga pangan dan energi dampak dari konflik geopolitik yang berkepanjangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×