kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Thailand lobi RI hilangkan bea impor gula


Selasa, 01 Desember 2015 / 10:48 WIB
Thailand lobi RI hilangkan bea impor gula


Reporter: Uji Agung Santosa | Editor: Adi Wikanto

SURABAYA. Pemerintah Indonesia mengaku akan tetap mempertahankan pengecualian penurunan tarif impor gula dalam kerangka ASEAN Free Trade Agreement (AFTA).

Dengan pengecualian itu maka Indonesia masih mematok tarif impor gula dari negara ASEAN sebesar 5%.

Kasubdit Regional dan Multilateral Direktorat Pemasaran Internasional Kementerian Pertanian Okta Muchtar bilang, Indonesia tetap berkomitmen memperjuangkan pengecualian penurunan tarif impor gula.

Sebab gula merupakan komoditas strategis yang berkaitan dengan nasib ratusan ribu orang, mulai petani tebu hingga karyawan pabrik.

Jika tarif impor gula 0% maka gula impor terutama dari Thailand semakin membanjiri pasar.

”Kami berkepentingan agar petani lokal terlindungi. Thailand membidik Indonesia sebagai pasar ekspor mereka,” katanya dalam rilis yang diterima KONTAN, akhir pekan lalu.

Okta bilang telah bertemu tujuh kali dengan delegasi Thailand.

Thailand adalah salah satu produsen utama gula dunia dengan total produksi lebih dari 10,6 juta per tahun dari 50 pabrik gula.

Dari jumlah itu kebutuhan lokal hanya 2 juta ton per tahun.

Sebanyak 30% ekspor gula Thailand dikirim ke Indonesia.

Produksi gula Thailand juga efisien hanya berkisar Rp 4.000 per kilogram.

Senior Expert Pergulaan Kementerian Perindustrian Thailand Porntip Siripanuwat dalam kesempatan sama mengatakan, negaranya berharap Indonesia bisa menurunkan tarif impor gula hingga 0%.

”Kami ke sini dalam rangka berkomunikasi dan melakukan bilateral consultative meeting agar tarif bisa 0% , meski bertahap,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×