Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan eceran pada April terpukul wabah corona. Bank Indonesia (BI) merilis Indeks Penjualan Riil (IPR) April 2020 yang sebesar 190,7 atau terkontraksi 16,9% yoy. Penurunan ini lebih dalam dari penurunan Maret 2020 yang sebesar 4,5% yoy.
"Penurunan penjualan eceran bersumber dari kontraksi penjualan di seluruh kelompok, dengan kontraksi terdalam pada kelompok barang lainnya khususnya sub kelompok sandang, serta kelompok barang budaya dan rekreasi," tulis Bank Indonesia (BI) dalam laporan Survei Penjualan Eceran yang diterima Kontan.co.id, Selasa (16/6).
Baca Juga: Indeks BUMN20 melejit 8,43% selama Juni 2020, saham apa saja yang jadi pendorongnya?
Pertumbuhan sub kelompok sandang tercatat turun dalam 70,9% yoy. Penurunan ini lebih dalam dari penurunan di bulan sebelumnya yag sebesar 60,5% yoy. Sementara kelompok barang budaya dan rekreasi tercatat turun 48,5% yoy, lebih dalam dari penurunan 20,5% yoy pada Maret 2020.
Bila dilihat secara regional, penurunan kinerja penjualan eceran terjadi pada hampir seluruh kota yang disurvei oleh bank sentral.
Penurunan penjualan eceran yang cukup dalam terjadi di kota Jakarta yang turun 46,7% yoy, Banjarmasin yang terkoreksi 36,6% yoy, serta Denpasar yang penjualan ecerannya turun 31,8% yoy.
Baca Juga: Semen Batubara (SMBR) bidik pasar kalimantan
Sementara itu, pada buan Mei diperkirakan IPR akan mencapai 192,5. Meski indeksnya lebih tinggi daripada bulan April 2020, tetapi capaian tersebut diperkirakan turun 22,9% yoy atau lebih dalam dari penurunan pada bulan April 2020.
"Masih diberlakukannya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di berbagai daerah yang berdampak terhadap menurunnya permintaan menjadi penyebab pertumbuhan penjualan eceran masih terus terkontraksi," tambah BI.
Baca Juga: Saham HMSP, GGRM, dan WIIM Masih Direkomendasikan Meski Kinerja Emiten Rokok Tertekan
Kinerja seluruh kelompok diperkirakan masih akan mengalami kontraksi pada bulan tersebut. Kontraksi terdalam masih tetap pada sub kelompok komoditas sandang yang diperkirakan akan kontraksi 77,8% yoy.
Sementara bila secara regional, penurunan penjualan eceran diperkirakan akan semakin dalam di beberapa kota, seperti Jakarta, Semarang, Bandung, Makassar, Manado, serta Denpasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News