Reporter: Grace Olivia | Editor: Tendi Mahadi
“Ketika ekspor dan investasi kembali pulih di 2021, volume impor barang modal dan bahan baku yang lebih tinggi akan membuat CAD tetap pada level yang sama dengan 2020,” lanjut Winfried.
ADB menilai, saat ini pemerintah dan otoritas keuangan telah menerapkan langkah-langkah fiskal dan moneter yang terkoordinasi baik dengan target mengurangi dampak Covid-19 pada ekonomi dan mata pencaharian masyarakat. Langkah-langkah itu misalnya, pencairan transfer sosial yang tepat waktu untuk kaum miskin dan rentan, serta pemotongan pajak dan bantuan pembayaran pinjaman untuk pekerja maupun industri dan usaha.
Baca Juga: Pemerintah diminta geser dana pilkada dan ibu kota baru untuk penanganan corona
Secara eksternal, risiko terhadap prospek ekonomi Indonesia adalah masa penyebaran wabah COVID-19 yang lebih panjang, penurunan harga komoditas lebih lanjut, dan peningkatan volatilitas pasar keuangan. Di dalam negeri, prospek ekonomi bergantung pada seberapa cepat dan efektif penyebaran pandemi dapat dikendalikan.
"Kegagalan pada sistem layanan kesehatan dan tantangan memaksakan jarak sosial, dapat memperburuk dampak pada ekonomi,” tegas Winfried.
ADB memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan pulih ke level 5% pada 2021. Inflasi juga diperkirakan akan kembali menurun menjadi 2,8%.
Baca Juga: Kena PHK terimbas corona? Daftar ke Disnakertrans untuk dapat insentif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News