Reporter: Fahriyadi | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - YOGYAKARTA. Hingga kini proses pembebasan kahan proyek pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYiA) di Kulon Progo masih berlangsung. Dari luas lahan 587,3 hektare (ha) yang dibutuhkan untuk proyek ini, sekitar 11,43 ha lahan milik 32 warga yang belum bebas dan masih bersengketa di pengadilan.
Hasto Wardoyo, Bupati Kulon Progo menyatakan, pada prinsipnya pemerintah kabupaten Kulon Progo mendukung pembangunan bandara tersebut. Namun, dia mengakui bahwa masalah lahan dengan 32 warga yang akan diputus pengadilan dalam waktu dekat ini cukup kompleks.
Hasto bilang 32 warga ini bukanlah menolak atau ada pihak yang mempengaruhi agar mempertahankan lahannya sehingga proyek ini tak bisa dijalanlan. Masalah yang sesungguhnya adalah 32 warga ini gusar karena melihat fakta di lapangan, yakni dari 2.000-an warga yang telah setuju melepas lahannya ke PT Angkasa Pura (AP) I, ada 113 warga yang belum bisa mencairkan uang pembebasan lahannya di pengadilan.
Hal ini karena mereka tak mampu memeuhi persyaratan yang ditetapkan, seperti dokumen dan legalitas kepemilikan lahan tersebut. "Jadi warga yang menolak ini sebenarnya takut akan senasib dengan 113 warga tersebut," ucapnya saat berbincang dengan wartawan di Yogyakarta, Jumat (26/1).
Sebelumnya, pihak AP I menargetkan bulan April 2018 konstruksi bandara inj sudah mulai dilakukan oleh kontraktor PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP). Ditargetkan pada April 2019 bandara ini sudah beroperasi secara terbatas.
Serap tenaga kerja
Dia menyebut proyek NYIA harus tetap dilanjutkan karena memiliki danpak positif secara ekonomi bagi daerah tersebut. Politisi PDI Perjuangan ini menyatakan saat ini jumlah pengangguran usia produktif di Kulon Progo mencapai 8.000 orang dari total penduduk 500.000 orang atau hanya 1,6%.
"Saya berharap sekitar 2.000 orang dari 8.000 orang penggangguran ini atau 25% bisa diserap dengan proyek bandara ini," ujarnya.
Hasto mengaku telah berkoordinasi dwngan pihak AP I untuk menyerap tenaga kerja dari daerah setempat. Menurutnya, tenaga kerja yang sudah akan tersedia ketika bandara ini beroperasi mulai tahun depan adalah security dan ground haandling di bandara. " Bahkan, kami sedang melatih sejumlah pemuda dan pemudi Kulon Progo untuk menjadi pramugari dan pramugara dan ditawarkan kepada sejumlah maskapai, " katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News