kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terdorong Idul Fitri, Inflasi pada April 2022 Berpotensi Meningkat


Minggu, 08 Mei 2022 / 10:00 WIB
Terdorong Idul Fitri, Inflasi pada April 2022 Berpotensi Meningkat


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Mandiri memperkirakan adanya peningkatan inflasi pada bulan April 2022, bila dibandingkan dengan bulan Maret 2022. 

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan, perkiraan inflasi pada bulan April 2022 sebesar 0,80% mom, atau lebih tinggi dari tingkat inflasi pada Maret 2022 yang sebesar 0,66% mom. 

“Peningkatan inflasi ini terutama didorong oleh faktor musiman Ramadan yang meningkatkan inflasi makanan, sandang, transportasi, restoran, dan rekreasi,” ujar Faisal kepada Kontan.co.id, Rabu (4/5). 

Selain itu, tekanan inflasi juga berasal dari kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 10% menjadi 11% untuk barang dan jasa kena pajak. Pemerintah juga memutuskan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax hampir 40% menjadi Rp 12.500 per liter, menyusul lonjakan harga minyak dunia akibat perang Rusia dan Ukraina. 

Baca Juga: Konsumsi Rumah Tangga Meningkat, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I Bisa Tembus 5%

Pun bila dilihat inflasi tahun ke tahun atau year on year (yoy), inflasi pada April 2022 tercatat 3,34% yoy atau juga lebih tinggi bila dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 2,64% yoy. 

Ini pertama kalinya inflasi tahun ke tahun menjadi di atas 3% yoy, sejak September 2019. Bahkan, Faisal mendapuk inflasi pada April 2022 ini menjadi yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir. 

Peningkatan inflasi secara tahun ke tahun ini didorong oleh inflasi inti yang menguat ke 2,62% yoy, atau lebih tinggi dari 2,37% yoy pada Maret 2022. Peningkatan inflasi inti ini seiring dengan meningkatnya mobilitas publik dan permintaan secara keseluruhan karena pelonggaran PPKM. 

Ke depan, Faisal memperkirakan inflasi akan terus meningkat secara substansial dan fundamental pada semester II-2022. Tekanan inflasi ini disebabkan oleh pemulihan ekonomi yang meningkatkan permintaan. 

Selain itu, inflasi juga didorong oleh inflasi dari sisi suplai karena peningkatan harga bahan baku, hagra energi, dan bahkan harga bahan bakar. 

Baca Juga: DRI: Kenaikan Tarif PPN dan Harga Pertamax Picu Inflasi Lebih Tinggi Saat Ramadan

Faisal bahkan memperkirakan inflasi pada akhir tahun 2022 bisa melampaui batas atas kisaran sasaran Bank Indonesia (BI) yang sebesar 4% yoy. Menurut hitungannya, inflasi bisa mencapai 4,60% yoy, atau jauh lebih tinggi dari perkiraan Faisal sebelumnya yang sebesar 3,30% yoy. 

“Peningkatan ini disebabkan oleh penyesuaian inflasi harga diatur pemerintah, terutama dengan adanya wacana peningkatan harga energi bersubsidi seperti listrik, LPG 3 kg, dan BBM jenis Pertalite,” tandas Faisal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×