kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tercatat baru 5,05 juta yang menyelesaikan dua tahap vaksinasi, ini tantangannya


Kamis, 22 April 2021 / 14:36 WIB
Tercatat baru 5,05 juta yang menyelesaikan dua tahap vaksinasi, ini tantangannya


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program vaksinasi Covid-19 yang dimulai sejak Januari 2021 membawa dampak penting dalam penanganan kasus Covid-19 di Indonesia. Dengan target sasaran vaksinasi sebanyak 181.554.465 orang, pemerintah berupaya meningkatkan penyuntikan vaksin hingga mencapai target satu juta dalam sehari. 

Berdasarkan data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), per 10 April 2021, sekitar 5.050.524 orang yang menyelesaikan dua tahap vaksinasi.

Maxi Rein Rondonuwu, Plt Dir Jend Kemenkes mengatakan kondisi geografis Indonesia yang luas dengan jumlah penduduk mencapai 270 juta jiwa dan beriklim tropis menjadi tantangan utama dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Hal ini terutama berkaitan dengan proses distribusi dan jaminan keamanan vaksin hingga ke penerima.

Baca Juga: Cakupan vaksinasi bagi lansia capai 11%, Jubir: Akhir Juni minimal 90% dosis satu

Sebab, dalam pendistribusian vaksin, dibutuhkan rangkaian distribusi suhu dingin (cold chain) di mana vaksin harus selalu berada dalam kondisi suhu dingin tertentu dalam wadah penyimpanannya untuk menjaga kualitas dan efektivitas vaksin.

Selama proses distribusi harus dipastikan kualitas vaksin Covid-19 terjaga dengan baik. Untuk itu harus dilakukan pemantauan vaksin sepanjang proses distribusi.

"Dari Biofarma ke Provinsi digunakan Bio Tracking dan Bio Detect yang dilengkapi freeze alert, alur perjalanan serta kualitas mutu vaksin selama perjalanan dengan memberikan peringatan dini ketika ada perubahan suhu yang signifikan dan dapat berdampak terhadap kualitas vaksin,” jelasnya dalam acara Diskusi Media 'Virtual Tantangan Distribusi Vaksin Covid-19 ke Pelosok Indonesia', Selasa (20/04).

Dia menambahkan, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana distribusi vaksin adalah ketersediaan kendaraan, ketersediaan dan kapasitas sarana/alat pendingin sesuai karakteristik vaksin, jadwal distribusi, level stok maksimum dan minimum vaksin, dan juga waktu interval vaksin sesuai dengan jenis vaksin.

Kristoforus Hendra Djaya, Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), sependapat bahwa hal utama yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan distribusi vaksin adalah bagaimana memastikan vaksin yang diterima masyarakat kualitasnya terjaga selama pengiriman agar vaksin tetap efektif.




TERBARU

[X]
×