kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

TDL naik, subsidi BBM Turun


Selasa, 17 Agustus 2010 / 22:49 WIB


Reporter: Martina Prianti | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Rencana pemerintah menaikkan tarif dasar listrik (TDL) sebesar 15% mulai awal tahun depan, ternyata memuat dampak positif dalam pengalokasian anggaran subsidi energi pada tahun depan.

Hal itu terkait langkah pemerintah yang akan menurunkan besaran subsidi energi pada tahun 2011. Subsidi energi yang pada tahun ini mencapai Rp 143,99 triliun diturunkan sekitar Rp 10 triliun menjadi Rp 133,8 triliun dalam RAPBN 2011.

Nota keuangan dan RAPBN 2011 menyebutkan, untuk anggaran subsidi BBM jenis tertentu dan LGP tabung 3 kilogram direncanakan mencapai Rp 92,8 triliun atau sekitar 1,3% terhadap Produk Domestik Bruto. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar Rp 3,9 triliun atau 4,4% bila dibandingkan APBN P 2010 sebesar Rp 88,9 triliun (1,4% dari PDB).

Kenaikan tersebut tidak terlepas dari peningkatan konsumsi BBM yang tahun depan diperkirakan mencapai 36.773 kilo liter. Ditambah dengan kenaikan volume LPG serta perubahan nilai tukar rupiah. Sementara pemerintah tidak menaikkan harga jual BBM bersubsidi.

Di sisi lain subsidi BBM mengalami kenaikan, pemerintah akan mengompensasinya dengan menaikkan TDL pada awal 2011 sebesar 15%. Dengan penyesuaian tersebut diharapkan ada pemangkasan subsidi listrik sebesar Rp 14,1 triliun atau 25,6% dibandingkan tahun ini yang mencapai Rp 55,1 triliun dalam APBNP 2010.

Terkait kenaikan TDL tersebut, Hatta Rajasa meminta masyarakat melihatnya tidak secara parsial. Menurutnya kenaikan TDL tersebut merupakan upaya pemerintah meningkatkan elektrifikasi nasional. Pasalnya ada warga di sejumlah daerah yang kini rumahnya belum teraliri listrik. "Kita targetkan eletrifikasi sebesar 80 persen pada 2014 mendatang," kata Mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional ini.

Menurut Hatta, dengan target elektirifikasi itu maka dibutuhkan pertumbuhan listrik setidaknya 10% setiap tahun. Jumlah ini setara dengan perlunya PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) membangun pembangkit listrik sebesar 3.000 megawatt per tahun. "Semisal Kalau growth 6% maka elektrifikasi tumbuh 1,25-1,5 kali growth," jelas Hatta.

Menurut Hatta untuk membangun kebutuhan pembangkit yang cukup besar anggaran PLN dan pemerintah masih sangat terbatas. Karena itu dibutuhkan dukungan dari kalangan swasta melalui skema kerjasama pemerintah dan swasta. Dengan demikian guna membangkitkan minat investasi di sektor ketenagalistrikan. Pemerintah menganggap faktor daya beli masyarakat harus tetap dijaga. Oleh sebab itu, lanjut Hatta, kenaikan TDL selain tetap menjaga daya beli juga harus melindungi daya saing Industri jangan sampai terbebani.

Sementara itu Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan kenaikan TDL tersebut sifatnya masih asumsi. Akan dibicarakan terlebih dahulu oleh Dewan Perwakilan Rakyat sebelum diterapkan. "Pemerintah asumsikan dalam model ada kenaikan 15% dan itu, perlu pemerintah finalisasi lagi dengan Dewan," kata Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×