Reporter: Martina Prianti | Editor: Edy Can
JAKARTA. Sumbangan kenaikan tarif dasar listrik terhadap inflasi ternyata lebih besar dari perkiraan Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan perhitungan Badan Kebijakan Fiskal (BKF), setiap kenaikan tarif dasar listrik (TDL) sebesar 10% akan menyumbang inflasi sebesar 1,5%.
Pelaksana Tugas Kepala BKF Agus Supriyanto mengatakan hitungan inflasi ini berdasarkan kebijakan TDL yang dirumuskan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Sebelumnya, BPS memperkirakan kenaikan TDL yang berlaku sejak 1 Juli lalu akan menyumbang inflasi sebesar 0,22%.
Untuk mengatasi laju inflasi ini, pemerintah akan mengelar rapat khusus. Rapat ini akan memutuskan apakah pemerintah perlu melakukan operasi pasar khusus bagi komoditas tertentu atau tidak. "Kalau nanti inflasi ditambah El Nino dan terjadi kelangkaan pasokan karena gagal panen akibat kena banjir, pemerintah menyiapkan dana cadangan," ucap Agus usai mengikuti rapat di kantor menteri koordinator perekonomian, Rabu (14/7).
Agus menjelaskan dana cadangan ini untuk membiayai kebutuhan yang menuntut pencairan anggaran setiap saat. Salah satu tujuannya itu adalah untuk menjamin stok barang terpenuhi dan daya beli masyarakat tercukupi. "Nanti terserah dewan stabilisasi harga pangan, semua tinggal diketok," kata dia.
BKF berharap, laju inflasi akibat tekanan kenaikan TDL ini juga bersamaan dengan deflasi beberapa produk. Salah satu alasannya karena harga beberapa barang sudah terlalu tinggi. "Kalau bisa, tetap ditahan agar kisaran inflasi tetap terjaga," sambungnya. Tahun ini, BKF memperkirakan inflasi pada kisaran 5% plus minus 1%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News