kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Target produksi beras tahun depan capai 39 juta ton


Kamis, 23 Desember 2010 / 18:57 WIB
Target produksi beras tahun depan capai 39 juta ton


Reporter: Hans Henricus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pemerintah terus menggenjot produksi beras. Menteri Pertanian Suswono mengungkapkan, target produksi tahun depan mencapai 39 juta ton.

Suswono menjelaskan, angka itu setara dengan 69 juta ton gabah kering giling. "Itu semua produksi dalam negeri," ujar Suswono usai sidang kabinet paripurna di kantor Presiden, Kamis (23/2).

Menurutnya, ada empat upaya mencapai sasaran itu. Pertama, intesifikasi pangan dengan menggunakan varietas padi yang cocok dengan kondisi lahan yang ada. Dia mengatakan, untuk lahan genangan ada varietas padi namanya INPARA.

Sedangkan, varietas INPAGO untuk daerah sedikit air atau tadah hujan. Kemudian, daerah endemi wereng atau batang cokelat ada varietas tahan hama yaitu INPARI 13.

Kedua, tahun depan akan mencetak sawah baru seluas 70 ribu hektar. "Langkah ini untuk mengimbangi ancaman konversi lahan," imbuh politisi Partai Keadilan Sejahtera itu.

Ketiga, membangun 5.200 embung untuk menampung air hujan. Sebab, kata Suswono, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika meramalkan curah hujan tinggi hanya berlangsung hingga Maret 2011 nanti.

Artinya, mulai April 2011 hujan curah hujan mulai menurun. Rencananya, setiap kecamatan di seluruh Indonesia akan memiliki satu embung.

Keempat, menyiapkan siaga hama dengan melibatkan TNI dan petugas penyuluh pertanian. Suswono menambahkan, keempat langkah itu untuk menggenjot produksi maupun mengamankan stok beras selama tahun 2011.

Dengan begitu, harapannya tahun depan tidak mengimpor lagi. "Kita mengharapkan kalau sudah sesuai target, tahun depan tidak impor," kata Suswono.

Suswono menambahkan, tahun ini, pemerintah mengimpor beras lantaran produksi beras tidak mampu menyisakan cadangan yang memadai. Dia mengatakan, sebenarnya produksi beras Indonesia tahun ini bisa mencapai 38 juta ton. Adapun, tingkat kebutuhan beras mencapai 33 juta ton.

Meski masih ada selisih sebesar 5 juta, kata Suswono, jumlah itu sangat tipis untuk sebuah negara besar seperti indonesia. "Cadangannya sangat tipis kurang untuk dua bulan karena per bulan kebutuhan beras mencapai 2,7 juta ton," katanya.

Makanya, hingga akhir tahun ini Bulog mesti mengumpulkan cadangan beras hingga 1,5 juta ton. Caranya, lewat pasokan dari dalam negeri maupun impor dari Vietnam dan Thailand.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×