Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto
PURWOKERTO. Juru bicara pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Hasto Kristiyanto, menilai calon presiden Prabowo Subianto melakukan blunder saat menyampaikan orasi politiknya. Penilaian itu disampaikan Hasto terkait pernyataan Prabowo yang mengatakan selalu ada bantuan uang dari pihak ketiga pada partai politik peserta pemilu.
Hasto menganggap, secara tidak sadar, Prabowo telah mengajak masyarakat untuk tidak memilihnya di pemilu presiden nanti. Pasalnya, koalisi yang dibangun Prabowo kental nuansa transaksional, salah satunya dengan memproyeksikan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie sebagai calon menteri utama jika berhasil meraih kemenangan di pilpres.
"Tanpa sadar, di Aceh, yang masyarakatnya terkenal religius, Prabowo menganjurkan rakyat tidak memilih dirinya sendiri," kata Hasto, dalam pernyataan tertulis yang diterima, Jumat (13/6).
Hasto menegaskan, janji Prabowo pada Aburizal merupakan bukti bahwa ada cara-cara tak etis yang dilakukan untuk meraih kemenangan di pilpres. Ia yakin publik telah cermat dalam menentukan pilihan dan akan tergiring memilih pasangan calon presiden-calon wakil presiden yang menjauhi praktik transaksional.
"Menjadi politisi itu harus hati-hati dalam bicara. Niat untuk membangun sesuatu yang ideal, namun tidak sesuai dengan tindak-tanduknya, bisa menjadi bumerang,” pungkasnya.
Sebelumnya, Prabowo mengaku prihatin dengan banyaknya partai politik yang menggunakan politik uang untuk mendapatkan kekuasaan. Hal ini membuat partai tak mungkin menggunakan modal sendiri untuk biaya politik partai maupun tokoh yang diusungnya dalam pemilu presiden.
Prabowo juga menuding ada pihak-pihak yang berniat mencuri kekayaan rakyat Indonesia. Prabowo mengaku tahu siapa mereka, tetapi tidak mau mengungkapkannya. (Indra Akuntono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News