Reporter: Rashif Usman | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Taiwan diguncang gempa berkekuatan 7,5 skala richter pada Rabu (3/4) waktu setempat. Musibah tersebut tentunya secara tidak langsung mengganggu gerak laju ekonomi di negara tersebut, tak terkecuali pada kinerja ekspor-impor Indonesia.
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menilai dampak gempa Taiwan terhadap ekspor-impor Indonesia tidak terlalu signifikan. Sebab, kinerja perdagangan Indonesia-Taiwan dianggap tidak terlalu besar.
"Sebetulnya Taiwan merupakan salah satu mitra dagang kita tetapi mitra yang tidak terlalu signifikan. Artinya ekspor-impor kita ke Taiwan tidak besar jadi dampaknya mungkin tidak akan terlalu besar ke Indonesia secara langsung," kata Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky kepada Kontan, Kamis (4/4) malam.
Baca Juga: Begini Tanggapan Pelaku Bisnis Otomotif Soal Gempa Taiwan Ganggu Produksi Chip
Kendati demikian, lanjutnya, perlu diperhatikan bahwa Taiwan merupakan salah satu produsen utama komponen komputer untuk produk micro chip dan produk high end technology. Bila tidak diantisipasi dengan backup supply yang memadai dari negara lain, maka akan mengganggu produksi micro chip global.
"Ini bakal menghambat aktivitas perdagangan produk elektronik di level global beberapa waktu mendatang, dan kemungkinan akan berdampak terhadap ekspor-impor Indonesia. Jadi (dampaknya) memang bukan langsung dari Taiwan tetapi dari rantai pasok global yang terganggu dari gempa Taiwan," ujarnya.
Teuku menyampaikan saat ini sebetulnya pemerintah tidak bisa mengambil tindakan apapun, karena kerja sama perdagangan Indonesia dengan Taiwan tidak banyak terekspos.
"Rantai pasok global yang didominasi dari Taiwan itu bukan produk yang memang kita punya persaingan di situ. Jadi ini tidak terlalu banyak hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah Indonesia," ucapnya.
Baca Juga: Taiwan DIlanda Gempa, Pasar Cip Semikonduktor Semakin Rentan
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menerangkan lebih rinci bahwa kontribusi ekspor non migas Indonesia ke Taiwan tidak terlalu besar atau kurang dari 2,5%.
"Jadi dampaknya tidak signifikan," kata David kepada Kontan, Kamis (4/4).
Terkait produk micro chip, David mengungkapkan sejauh ini produk tersebut tidak terlalu membawa dampak bagi perekonomian Indonesia.
"Sejauh ini saya tidak mendengar kabar berita pabrik micro chip terkena dampak. Kalau terdampak mungkin pasokan mobil dan elektronik bisa terganggu, seperti kasus gangguan pasokan chip tahun 2022 lalu yang menyebabkan inden mobil berbulan-bulan," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News