kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Tahun ini ADB gelontorkan utang US$ 1,5 M ke RI


Selasa, 13 Januari 2015 / 18:32 WIB
Tahun ini ADB gelontorkan utang US$ 1,5 M ke RI
Bantal DD Pillow, Pilihan Terbaik untuk Hotel Bintang Lima (Dok. DD Pillow)


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Pinjaman multilateral menjadi salah satu sumber pembiayaan pemerintah dalam membiayai pembangunan infrastruktur. Salah satu sumber pinjaman multilateral berasal dari Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia. 

Untuk tahun ini lembaga ini kembali menyampaikan komitmen untuk memberi pinjaman kepada Indonesia senilai US$ 1,5 miliar. Presiden ADB Takehiko Nakao mengatakan ADB siap dan komitmen untuk menggelontorkan pinjaman baru multilateral kepada pemerintah Indonesia. Komitmen itu lebih besar dibandingkan realisasi pinjaman tahun 2014 sebesar US$ 500 juta.

Komitmen utang tahun ini lebih besar karena pada tahun lalu banyak proyek yang tidak bisa direalisasikan. Hal ini dikarenakan pemilihan umum (pemilu) sehingga persetujuan proyek ditunda. "Makanya diharapkan bisa diwujudkan tahun ini," ujar Nakao usai bertemu dengan Presiden Jokowi, Selasa (13/1).

Menurutnya, ADB yakin untuk masuk dalam pembiayaan Indonesia pada tahun ini karena Indonesia telah melakukan kebijakan reformasi dengan menghapus subsidi bahan bakar minyak (BBM) premium, sedangkan solar tetap disubsidi. 

Kebijakan itu membuat struktur anggaran Indonesia menjadi lebih sehat dengan adanya penghematan subsidi BBM ke pos anggaran yang produktif yaitu belanja infrastruktur. Dana US$ 1,5 miliar yang disiapkan ADB akan digunakan untuk dana proyek dan program. Sejak bergabung dengan ADB pada tahun 1966, Indonesia baik pemerintah dan korporasi telah menerima pinjaman senilai US$ 29 miliar, US$ 445 juta dalam bentuk bantuan teknis, dan US$ 307 juta dalam bentuk hibah. 

Nakao berjanji untuk terus mendukung Indonesia dalam pembangunan Rencana Pembangunan Nasional lima tahun ke depan. Pembangunan infrastruktur akan menjadi prioritas utama pemerintah, di mana pemerintah ingin memperkuat konektivitas maritim termasuk pelabuhan baru dan kapal, pembangunan jalan, bandara, bendungan, jaringan irigasi, dan kawasan industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×