Sumber: KONTAN | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN bisa bernafas lega. Pemerintah dan Panitia Anggaran DPR akhirnya bersepakat memberikan margin buat perusahaan setrum pelat merah tersebut sebesar 5%, atau lebih besar ketimbang yang rencana awal dalam RAPBN 2010 yang cuma sebesar 2%.
Namun, margin 5% lebih rendah daripada hasil keputusan Komisi Energi (VII) DPR dan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang menetapkan margin untuk PLN sebesar 8%. "Margin menjadi 5% saja supaya subsidi listrik bisa berkurang," kata Wakil Ketua Panitia Anggaran Suharso Monoarfa, Kamis (3/9).
Dengan margin 5%, Pemerintah dan DPR setuju memangkas subsidi listrik tahun depan sebesar Rp 2,6 triliun, dari sebelumnya Rp 40,4 triliun menjadi Rp 37,8 triliun. Angka ini berkurang drastis ketimbang subsidi listrik tahun ini yang mencapai Rp 48,2 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bilang, Pemerintah akhirnya memenuhi permintaan PLN menaikkan margin lantaran sangat memerlukan margin 5% . "Terutama untuk menunjang kesehatan PLN dan biaya operasi," ujar Sri Mulyani.
Cukup aman
Cuma, Sekretaris Kementerian Negara BUMN Said Didu mengungkapkan, sebetulnya PLN sangat membutuhkan margin sebesar 8%. Dengan margin 8%, "PLN bisa menambah utang baru untuk membiayai pembangunan pembangkit listrik," kata Said.
Tapi, Said menambahkan, margin sebesar 5% juga masih cukup aman untuk menyehatkan keuangan perusahaan milik negara itu. Paling tidak, margin sebesar itu sudah bisa membuat PLN terhindar dari default atau gagal bayar pinjaman dan obligasi.
Sebelumnya, Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar mengatakan, margin usaha 5% belum bisa membuat PLN melakukan investasi tahun depan. "Kalau harus investasi sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik, maka marginnya memang harus 8% dengan subsidi Rp 48,31 triliun. Sebab, ada tambahan keuntungan sebesar Rp 7 triliun," ujarnya.
Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen ESDM J. Purwono menambahkan, kenaikan margin usaha menjadi 8% akan menambah kepercayaan investor terhadap PLN. Tentu saja, "Ini menjadi umpan untuk mendapatkan komitmen utang yang lebih besar lagi," kata Purwono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News