kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Tahun depan, pemerintah bakal tambah utang sebesar US$ 5 miliar


Minggu, 20 Desember 2020 / 18:21 WIB
Tahun depan, pemerintah bakal tambah utang sebesar US$ 5 miliar
ILUSTRASI. Tahun depan, pemerintah bakal tambah utang sebesar US$ 5 miliar.


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengatakan pemerintah telah melakukan penarikan pinjaman program sebanyak ekuivalen Rp 80 triliun hingga Desember 2020 ini. 

“Secara total sampai Desember ini telah ditarik Rp 80 triliun ekuivalen,” jelas Yustinus Prastowo, Staff Khusus Kementerian Keuangan, Minggu (20/12).

Ia mengatakan,  pinjaman program hingga semester II ini berasal dari lima lembaga multilateral, yaitu World Bank (WB), Asian Development Bank (ADB), Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW), Agence Francaise de Developpement (AFD), dan Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Australia.

Pada kesempatan yang sama, Yustinus memerinci masing-masing pinjaman yang diterima pemerintah sampai Desember ini berasal dari uang USD, EUR, JPY, dan AUD.

Baca Juga: Fundamental Indonesia membaik, credit default swap (CDS) sentuh level terendah di 67

Adapun pinjaman yang sudah dicairkan di semester II berasal dari ADB untuk program CARES dalam rangka penanganan Covid-19 adalah sebesar € 1.4 miliar dan dari Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) untuk program CARES juga yakni sebesar USD 750 juta.

Ia mengatakan, pemerintah masih akan melakukan penarikan yang ditargetkan mencapai Rp 20 triliun hingga akhir tahun 2020.  “Sampai akhir tahun 2020 ditargetkan paling banyak Rp 20 triliunan untuk menarik pinjaman program,” pungkasnya.

Sementara itu, pada 2021 pemerintah juga masih melihat adanya potensi untuk melakukan penarikan pinjaman hingga mencapai lebih dari US$ 5 miliar. Penarikan ini sebagai pelengkap dana di luar dari sumber utama penerbitan Surat  Berharga Negara (SBN).

“Potensi penarikan tahun depan diperkirakan dapat dilakukan hingga di atas US$ 5 miliar sebagai pelengkap selain sumber utama dari SBN,” katanya.  Sebagai informasi tambahan, pada semester I lalu pemerintah telah menarik pinjaman program sebesar US$ 1,84 miliar.

Selanjutnya: Bareksa meraih penghargaan mitra distribusi non-bank terbaik SBN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×