kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Tahun Depan, Pemerintah Alokasikan Rp 124,4 Triliun untuk Ketahanan Pangan


Jumat, 16 Agustus 2024 / 14:40 WIB
Tahun Depan, Pemerintah Alokasikan Rp 124,4 Triliun untuk Ketahanan Pangan
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Sidang Tahunan MPR di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen di Jakarta, Jum'at (16/8).


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 124,4 triliun untuk ketahanan pangan tahun 2025, naik dari Rp 108,8 triliun di tahun ini. 

Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pengantar RAPBN 2024 dan Nota Keuangan di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen di Jakarta, Jum'at (16/8). 

"Anggaran ketahanan pangan direncanakan sebesar Rp124,4 triliun," ungkap Jokowi. 

Jokowi mengatakan anggaran di ini akan diarahkan untuk untuk mendukung peningkatan produktivitas, menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga pangan. 

Tak hanya itu, anggaran ini juga akan dialokasikan utnuk perbaikan rantai distribusi hasil pertanian, serta meningkatkan akses pembiayaan bagi petani. 

Baca Juga: Defisit RAPBN 2025 Direncanakan 2,53% dari PDB

Sebelumnya, Ketua MPR RI, Bambang Seosatyo saat membuka sidang mengingatkan beberapa pekerjaan rumah masih perlu dituntaskan, salah satunya terkait ketahanan pangan dalam negeri. 

Bambang mengatakan meningkatnya populasi penduduk dunia khususnya di Indonesia, akan membutuhkan daya dukung bahan pangan yang lebih besar. 

Namun pada saat bersamaan, sektor pertanian sebagai penopang ketahanan pangan, justru menghadapi beragam tekanan; mulai dari makin sempitnya lahan pertanian, stagnasi produksi, meningkatnya frekuensi hama dan penyakit tumbuhan, makin mahalnya biaya produksi, serta ancaman perubahan iklim.  

"Untuk menghindari risiko krisis pangan di masa yang akan datang, kita perlu menyiapkan strategi besar untuk menciptakan “kedaulatan pangan” Indonesia," kata Bamsoet. 

Bamsoet juga berharap penciptaan ketahanan pangan ini bukan hanya mengandalkan impor dari luar, namun juga pemenuhan pangan dari produksi dalam negeri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×