Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Yuwono triatmojo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satu dekade sudah Chairman Tahir Foundation, Dato Sri Tahir, dan Bill & Melinda Gates Foundation (Gates Foundation) menjalin kerja sama sosial bidang kesehatan dan sosial di Indonesia. Masing-masing pihak telah mengeluarkan anggaran US$ 100 juta sepenjang 10 tahun terakhir, untuk mengatasi persoalan polio, tuberkulosis (TBC), HIV, malaria dan family planning (keluarga berencana) di Indonesia.
Kini, pendiri Grup Mayapada tersebut kembali memberikan sumbangan lewat Gates Foundation, guna mengatasi persoalan TBC, sanitasi dan polio di Indonesia. Apalagi, kini Tahir merupakan orang pertama dan satu satunya orang dari Indonesia yang duduk dalam jajaran Board Stop TB.
Stop TB adalah lembaga internasional yang dibentuk karena kekhawatiran peningkatan dramatis pandemi TBC di tahun 1998. Lembaga ini, beserta mitra dari berbagai negara, berkomitmen untuk menghilangkan TBC sebagai masalah kesehatan masyarakat pada tahun 2030 mendatang.
Sumbangan Tahir tersebut diberikan untuk jangka waktu 1 tahun ke depan. Penandatanganan bantuan senilai US$ 16,5 juta itu ditandatangani langsung oleh Tahir dan Presiden of The Global Development Division Gates Foundation, Christopher Elias (Chris Elias) , di Mayapada Tower, Kamis (8/6).
Tahir dalam kata sambutannya mengatakan, penderita penyakit TBC di Indonesia masih cukup besar. Demikian juga polio yang memang menjadi perhatian utama Bill Gates.
Tahir bilang, dengan dana bantuan yang diberikannya kepada Gates Foundation untuk bersama mengentaskan persoalan, khususnya kesehatan di Indonesia, akan memantik perhatian banyak fund global lain.
"Target saya pribadi adalah untuk mengajak foreign institusion, filantrophi, masuk ke Indonesia, ini penting. Indonesia sangat membutuhkan global fund, dan mereka (global fund) sudah banyak bantu Indonesia juga," beber Tahir.
Kata Tahir, Singapura, Filipina, belum banyak mampu menarik global fund tersebut. Lain halnya dengan Indonesia. Banyak yayasan di Indonesia yang sudah menerima bantuan dari global fund, termasuk RS Hasan Sadikin Bandung, Yayasan Aisyah, itu mereka banyak dibantu.
"Saya ingin mereka (global fund) percaya terhadap sistem di Indonesia, untuk mendistribusikan bantuannya di Indonesia," tutur Tahir.
Asal tahu saja, Tahir hingga kini sudah banyak terlibat dalam penanggulangan persoalan-persoalan sosial masyarakat. Tahir pernah membangun Gedung di Pidie Jaya senilai 20 miliar, pasca gempa bumi.
Di bidang pendidikan Tahir membangun Gedung Pasca Sarjana bagi Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan anggaran Rp 120 miliar. Hingga gedung bagi fakultas hukum Universitas Andalas (UNAND) Padang senilai Rp 20 miliar.
Adapun Chris Elias usai acara penandatanganan itu mengatakan bahwa kerasama dengan Tahir merupakan hal penting. Karena mereka Gates Foundation juga ingin mengikis dan menyisir persebaran TBC di Indonesia menggandeng filantropi lokal.
"Indonesia merupakan negara dengan penderita TB besar. Diagnosis sangat penting untuk mencegah penyebaran dan antisipasi sedini mungkin," kata Chris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News