Reporter: Hans Henricus | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Lonjakan harga minyak dunia mengusik defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2011 sebesar 1,8% terhadap PDB atau Rp 124,7 triliun. Lantas, pemerintah mengandalkan sektor penerimaan perpajakan dan penghematan belanja untuk menahan defisit tidak melampaui 2%.
Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati bilang, hingga kini penerimaan perpajakan masih memenuhi target alias on track. "Penerimaan cukai dan pajak bagus," katanya usai rapat terbatas di kantor Wakil Presiden, Kamis (24/5).
Kementerian Keuangan mencatat, penerimaan perpajakan hingga April 2011 mencapai Rp 262,6 triliun atau 30,9% dari target APBN 2011 sebesar Rp 850,3 triliun. Penopangnya adalah realisasi pajak penghasilan sebesar Rp 145,2 triliun, penerimaan cukai Rp 22,6 triliun, bea masuk sebesar Rp 7,9 triliun, dan bea keluar Rp 10,2 triliun.
Selain penerimaan pajak, kata Anny, akan ada potensi penghematan sebesar Rp16,7 triliun dari belanja Kementerian/Lembaga tahun ini. "Dalam lima tahun terakhir selalu ada penghematan," kata mantan Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan itu.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyatakan, defisit bakal bertambah sebesar Rp 16 triliun. Menurut Anny, pemicunya adalah kenaikan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price, penurunan produksi minyak mentah siap jual atau lifting, dan konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi yang bakal melampaui kuota 38,6 juta kilo liter tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News