kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Survei: Mayoritas masyarakat Indonesia mau menerima vaksin Covid-19


Rabu, 18 November 2020 / 09:41 WIB
Survei: Mayoritas masyarakat Indonesia mau menerima vaksin Covid-19
ILUSTRASI. Survei menunjukkan, tiga perempat responden menyatakan telah mendengar tentang vaksin Covid-19, dan dua pertiga responden menyatakan bersedia menerima vaksin Covid-19. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil survei nasional mengenai penerimaan vaksin Covid-19 menunjukkan, tiga perempat responden menyatakan telah mendengar tentang vaksin Covid-19, dan dua pertiga responden menyatakan bersedia menerima vaksin Covid-19. Namun demikian, tingkat penerimaan berbeda-beda di setiap provinsi. Hal ini dilatar belakangi oleh status ekonomi, keyakinan agama, status pendidikan serta wilayah.

Survei tersebut dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dengan dukungan UNICEF dan WHO.

“Survei menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia telah mendengar tentang vaksin Covid-19 dan bersedia menerimanya,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi di Jakarta (17/11).

Hasil survei juga menunjukkan, pada kelompok masyarakat dengan informasi yang lebih banyak seputar vaksin, mereka cenderung akan menerima pemberian vaksin Covid-19. Hal yang sama juga terjadi pada responden dengan kepemilikan asuransi kesehatan, sebagian besar dari mereka lebih mungkin menerima vaksin Covid-19. Ini menegaskan bahwa saat ini masih dibutuhkan informasi yang akurat tentang vaksin Covid-19.

Baca Juga: Satgas Covid-19: Penetapan kandidat vaksin harus melalui proses pengawalan BPOM

Sementara itu, hasil survei juga menunjukkan adanya kelompok yang ragu dan sebagian kecil yang menolak. Dari 7% responden yang menolak, menyebutkan faktor keamanan, efektivitas, serta kehalalan vaksin sebagai faktor pertimbangan mereka.

Oscar menjabarkan, saat ini pemerintah tengah memastikan aspek keamanan dan kehalalan vaksin dari para produsen vaksin Covid-19. Tim Gabungan yang terdiri dari berbagai kementerian dan lembaga telah dikirim ke negara produsen untuk memastikan aspek tersebut. Sembari menunggu ketersediaan vaksin di tanah air, Oscar menyebutkan bahwa kegiatan sosialisasi dan edukasi seputar vaksin Covid-19 terus dilakukan kepada masyarakat.

Baca Juga: Di tengah pandemi, pamor produk farmasi herbal kian menanjak

“Sangat penting bagi kami untuk terus memastikan bahwa vaksin tersebut aman. Kami juga melibatkan petugas kesehatan dan membangun kapasitas mereka, karena petugas kesehatan adalah sumber informasi paling terpercaya di masyarakat,” imbuhnya.

Selanjutnya, dari segi geografis. Provinsi Papua melaporkan tingkat penerimaan vaksin paling tinggi sebesar 75%, kemudian diikuti Jawa dan Kalimantan. Provinsi Aceh memiliki tingkat penerimaan terendah sebesar 46%. Selain Aceh, daerah dengan penerimaan terendah terdapat di pulau Sumatera, Sulawesi dan Maluku.

Senada dengan Oscar Primadi, Ketua ITAGI Prof. DR. Sri Rezeki S Hadinegoro, mengatakan bahwa masyarakat Indonesia menerima dengan baik pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Hal ini dilatarbelakangi oleh keinginan besar untuk segera mengakhiri pandemi Covid-19.

Baca Juga: Kasus aktif virus corona di Indonesia lebih rendah dari rata-rata dunia

“Masyarakat jelas bersedia divaksinasi untuk memutus rantai penularan namun pemerintah harus memastikan agar jumlah vaksin Covid-19 cukup dan aksesnya merata agar cakupan imunisasi yang tinggi dapat tercapai. Hal tersebut sangat penting untuk mencapai kekebalan kelompok,” kata Sri Rezeki.

Perwakilan UNICEF Debora Comini mengatakan hasil survei ini akan digunakan untuk mengembangkan strategi vaksinasi Covid-19 yang efektif, termasuk pendekatan komunikasi khusus yang memastikan bahwa seluruh masyarakat memiliki akses ke informasi yang akurat tentang keamanan dan efektivitas vaksin.

“Temuan dari survei ini menggembirakan dan akan membantu kami membangun kebijakan yang tepat untuk vaksinasi Covid-19. Namun vaksin saja tidak akan mengakhiri pandemi,” kata Perwakilan UNICEF Debora Comini. “Kita juga perlu terus memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak fisik jika ingin keluar dari krisis ini dalam posisi yang lebih kuat dari sebelumnya.”

Baca Juga: Pemerintah akan gunakan dua kandidat vaksin Covid-19 ini dalam vaksinasi di Indonesia

Informasi tambahan saja, survei berlangsung pada 19-30 September 2020 dengan tujuan untuk memahami pandangan, persepsi, serta perhatian masyarakat tentang vaksinasi COVID-19.

Pada pelaksanannya, survei tersebut mengumpulkan tanggapan lebih dari 115.000 orang, dari 34 provinsi yang mencakup 508 kabupaten/kota atau 99% dari seluruh kabupaten/kota.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: WHO: Pandemi tak akan berakhir meski ada vaksin virus corona

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×