Reporter: kompas.com | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan, selama dua bulan masa kampanye Pilpres 2019, belum banyak masyarakat yang mengetahui program pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Peneliti LSI Rully Akbar memaparkan, dari 1.200 responden yang disurvei pada 10 hingga 19 November 2018, tidak sampai 30 persen yang mengaku pernah mendengar atau mengetahui lima program Prabowo-Sandiaga.
"Program Prabowo-Sandiaga belum masif terdengar. Rata-rata di bawah 30 persen yang mengaku pernah mendengar atau mengetahui," ujar Rully di kantor LSI, Jakarta Timur, Kamis (6/12).
Berdasarkan hasil survei terdapat lima program Prabowo-Sandiaga yang pernah didengar atau diketahui oleh masyarakat. Sebanyak 25,6 persen responden mengaku pernah soal program OK OCE dinasionalkan. Sementara 23,5 persen mengetahui program Gerakan Emas atau Emak-emak dan Anak Minum Susu.
Kemudian, sebanyak 18,7 persen mengakui pernah mendengar program terkait larangan impor. Selain itu, sebanyak 13,5 persen responden pernah mendengar soal program menaikkan gaji PNS dan 10,2 persen terkait pengangkatan guru honorer.
Selain itu, lanjut Rully, kelima program tersebut tidak masuk daftar 10 isu teratas yang ramai diberitakan media maupun dibicarakan di media sosial. Berdasarkan data strategic room LSI Denny JA, ada 10 isu yang ramai di media sosial dan pemberitaan media. Online, yakni:
1. Hoaks Ratna Sarumpaet
2. Pembakaran bendera
3. Tampang Boyolali
4. Politik Sontoloyo
5. Politik genderuwo
6. 4 Tahun Kepemimpinan Jokowi
7. Janji Esemka
8. Game of Thrones Jokowi
9. Sandiaga lompat makam
10. Jokowi gratiskan Suramadu
"Program-program Prabowo-Sandiaga tersebut tidak masuk dalam hot issue. Ini kekurangannya, tidak masuk dalam debat program tapi lebih kepada hal-hal yang lebih sensional," kata Rully.
Pengumpulan data survei LSI Denny JA dilakukan pada 10 hingga 19 November 2018. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling. Jumlah responden yang disurvei sebanyak 1.200 responden.
Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. LSI menyatakan margin of error survei tersebut berada di angka 2,9 persen. Selain survei, LSI Denny JA juga melakukan riset kualitatif dengan metode FGD, analisis media dan indepth interview. LSI mengklaim dana survei berasal dari pembiayaan mandiri. (Kristian Erdianto)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Survei LSI: Program Prabowo-Sandiaga Belum Banyak Didengar Publik"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News