kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.236   -80,00   -0,49%
  • IDX 6.849   17,19   0,25%
  • KOMPAS100 990   0,99   0,10%
  • LQ45 760   -0,26   -0,03%
  • ISSI 223   0,39   0,18%
  • IDX30 392   0,06   0,01%
  • IDXHIDIV20 456   0,11   0,02%
  • IDX80 111   0,19   0,17%
  • IDXV30 112   -0,10   -0,09%
  • IDXQ30 127   0,08   0,06%

Survei Celios: Masyarakat Ingin Menu MBG Mengandung Daging Daripada Susu


Rabu, 29 Januari 2025 / 14:14 WIB
Survei Celios: Masyarakat Ingin Menu MBG Mengandung Daging Daripada Susu
ILUSTRASI. Masyarakat lebih memprioritaskan penyediaan makanan olahan sehat dan daging dibandingkan dengan susu dalam konteks kebutuhan gizi anak-anak di program makan bergizi gratis (MBG).


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Survei yang dilakukan Center of Economic and Law Studies (Celios) menunjukkan masyarakat lebih memprioritaskan penyediaan makanan olahan sehat dan daging dibandingkan dengan susu dalam konteks kebutuhan gizi anak-anak di program makan bergizi gratis (MBG). 

Peneliti Celios Galau D. Muhammad menyebut, sebanyak 43% responden menilai makanan olahan sehat sebagai komoditas paling dibutuhkan. 

"Hal ini dinilai jelas bahwa ada kesadaran yang tinggi akan pentingnya makanan yang tidak hanya bergizi, tetapi juga terjamin kesehatannya," katanya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (29/1). 

Baca Juga: Survei Celios: Masyarakat Tolak Utang Luar Negeri untuk Biaya Makan Bergizi Gratis

Lebih lanjut, sebanyak 40% responden menyatakan data mengenai langkah-langkah yang harus diambil untuk memastikan keberhasilan program MBG dalam menunjukkan kualitas makanan yang baik menjadi prioritas utama. 

Menurut Galau, ini menegaskan bahwa masyarakat sangat menginginkan makanan yang tidak hanya mencukupi kebutuhan gizi tetapi juga berkualitas tinggi. 

Masyarakat juga menekankan pentingnya pendekatan bertahap dalam pelaksanaan program makan bergizi gratis.

Hal itu dibuktikan dari survei yang menujukkan, sebanyak 69% responden menyatakan bahwa program ini perlu dilakukan secara bertahap untuk memastikan efektivitasnya. 

“Bukan sekedar bertahap, tapi kesiapan dari partisipasi komunitas dinilai sangat penting oleh 56% responden, sementara 53% masyarakat mendukung pengelolaan program melalui kolaborasi multistakeholder," jelasnya. 

Menurut Galau, pendekatan ini diyakini dapat mengurangi risiko penyimpangan serta meningkatkan transparansi dan efisiensi pelaksanaan program. 

Baca Juga: Hemat Anggaran, Pemerintah Pangkas Belanja Infrastruktur 34,3% pada 2025

Selanjutnya: Elon Musk Bikin Gaduh! Usulkan Nama Baru untuk Selat Inggris yang Mengejutkan Dunia!

Menarik Dibaca: Hujan Petir di Wilayah Ini, Simak Cuaca Besok (30/1) di Jawa Timur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×