kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   0,00   0,00%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Surplus Neraca Perdagangan Diprediksi Tak akan Capai Target di 2024, Ini Sebabnya


Senin, 18 November 2024 / 06:00 WIB
Surplus Neraca Perdagangan Diprediksi Tak akan Capai Target di 2024, Ini Sebabnya
ILUSTRASI. Surplus Neraca perdagangan Indonesia tahun ini diperkirakan tidak mencapai target yang ditetapkan pemerintah.ANTARA FOTO/Didik Suhartono/tom.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Surplus Neraca perdagangan Indonesia tahun ini diperkirakan tidak mencapai target yang ditetapkan pemerintah. Bahkan, surplus neraca perdagangan tahun ini diperkirakan masih akan lebih rendah dibanding capaian tahun 2023 yang sebesar US$ 36,93 miliar.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, bila diakumulasikan surplus neraca perdagangan barang dari Januari hingga Oktober 2024 baru mencapai senilai US$ 24,43 miliar. Capaian tersebut masih jauh dari target pemerintah sebesar US$ 31,6 miliar hingga US$ 53,4 miliar pada 2024.

Kepala Ekonom BCA David Sumual menyampaikan, capaian yang masih jauh dari target tersebut kemungkinan tidak akan tercapai pada tahun ini.

Baca Juga: Tekanan Fiskal Terkendali, Rupiah Diproyeksi Menguat di Akhir Tahun

Bila ingin mengejar target tersebut, dalam dua bulan terakhir pemerintah membutuhkan surplus neraca dagang dengan batas bawah US$ 7,17 miliar, dan target batas atas sebesar US$ 28,97 miliar.

Sementara itu, surplus neraca perdagangan dari Januari hingga Oktober 2024, rata-rata hanya di kisaran US$ 2 miliar hingga US$ 3 miliar saja.

“Neraca dagang kumulatif hanya (sekitar) US$ 24 miliar, sejauh ini kelihatannya tidak mungkin menyamai capaian tahun lalu,” tutur David kepada Kontan, Jumat (15/11).

Baca Juga: Surplus Neraca Dagang Tidak Berefek ke Rupiah

David menilai, kemungkinan tidak tercapainya neraca dagang tersebut karena adanya kekhawatiran soal tarif pajak. Dalam kampanyenya, Trump berjanji akan mengenakan pajak sekitar 10% hingga 20% pada semua barang impor diperkirakan akan mempengaruhi harga di seluruh dunia, serta tarif yang ditargetkan hingga 60% khusus untuk impor dari China.

Dalam jangka pendek atau tiga bulan ke depan, David memproyeksikan neraca perdagangan barang masih akan mencatatkan surplus, meski surplusnya cenderung stagnan.

Sejalan dengan itu, nilai tukar rupiah diperkirakan akan mencapai Rp 15.700 hingga Rp 16.000 per dolar AS pada akhir tahun 2024. 

Selanjutnya: 3 Alasan Mengapa Ekonomi Rusia Bisa Bertahan Tanpa Krisis hingga 5 Tahun Lagi

Menarik Dibaca: Giv Ajak Womenpreneur Bangun Bisnis Berkelanjutan di Kompetisi The Beauty of Giving

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×