Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID-JAKARTA Tekanan fiskal hingga akhir tahun 2024 diperkirakan akan tetap terkendali.
Staf Bidang Ekonomi, Industri dan Global Markets dari Bank Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto mengatakan bahwa Indonesia masih mencatatkan surplus dalam neraca perdagangan, meskipun ada tekanan dari sisi pendapatan primer yang mengalami defisit cukup besar.
"Defisit pendapatan primer kita memang cukup besar, setiap kuartal sekitar US$ 9,2 miliar. Ini yang kemungkinan besar akan menyebabkan current account kita tetap negatif," ujar Myrdal kepada Kontan.co.id, Minggu (17/11).
Baca Juga: Rupiah Diproyeksi Masih Tertekan Dolar AS di Perdagangan Senin (18/11)
Myrdal memperkirakan defisit current account Indonesia pada tahun ini bisa mencapai sekitar -0,71% terhadap produk domestik bruto (GDP). Meskipun demikian, Myrdal menilai dampaknya terhadap nilai tukar rupiah relatif minim. Sebaliknya, tekanan depresiasi rupiah ini lebih dipengaruhi oleh pergerakan modal asing (hot money) pada porfotolio dan capital account.
Myrdal juga memperkirakan bahwa cadangan devisa Indonesia kemungkinan akan turun sekitar US$ 2,5 miliar pada bulan November mendatang. Meski demikian, ia optimis terhadap potensi penguatan rupiah di akhir tahun, bergantung pada kebijakan suku bunga The Fed.
"Selama ada opportunity The Fed menurunkan suku bunga lagi kelihatannya masih ada ruang sih posisi akhir tahun kembali menguat," katanya.
Untuk skenario terbaik, Myrdal memproyeksikan nilai tukar rupiah bisa mencapai Rp 15.211 per dolar AS pada akhir tahun 2024, yang diharapkan didorong oleh aliran modal masuk (money inflow), seiring dengan meredanya ketakutan terhadap dampak kebijakan luar negeri Presiden AS Donald Trump.
Terkait kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Myrdal menilai bahwa tekanan eksternal seperti fluktuasi nilai tukar rupiah dan harga minyak dunia masih dapat dikelola dengan baik. Dirinya meramal defisit APBN Indonesia pada akhir tahun 2024 akan berada pada kisaran 2,2% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Baca Juga: Pak Prabowo, Kebijakan PPN 12% Bakal Bawa Dampak Negatif ke Emiten Konsumer
Selanjutnya: Prospek Reksadana Saham Offshore Dinilai Potensial, Intip Strategi Investasinya
Menarik Dibaca: Metode Kakeibo Bisa Bantu Hemat Pengeluaran Loh, Ini Cara Lakukannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News