Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia diperkirakan kembali mencetak surplus pada bulan Februari 2022.
Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, surplus neraca perdagangan bulan laporan sebesar US$ 3,1 miliar. Proyeksi itu meningkat dibandingkan surplus neraca perdagangan bulan Januari 2022 yang sebesar US$ 930 juta.
“Peningkatan surplus di bulan Februari 2022 ini didorong oleh peningkatan nilai ekspor secara tahunan, yang melampaui peningkatan nilai impor,” ujar Josua kepada Kontan.co.id, Senin (14/3).
Josua memerinci, nilai ekspor pada bulan Februari 2022 diperkirakan sebesar US$ 21,38 miliar atau naik 11,58% mom dan secara tahunan naik 40,04%.
Peningkatan nilai ekspor ini didorong oleh kenaikan harga komoditas ekspor Indonesia di pasar global, seperti Crude Palm Oil (CPO) dan batubara, yang masing-masing naik hingga lebih dari 10%.
Baca Juga: Gapki Perkirakan Produksi CPO di Januari 2022 Turun 3%, Ini Pemicunya
Dari sisi volume, ada juga peningkatan ekspor yang didukung oleh peningkatan volume ekspor batubara yang sempat tertunda pada bulan Januari 2022 karena ada larangan ekspor pada awal tahun ini.
Dari sisi impor, nilai impor diperkirakan dapat mencapai US$ 18,20 miliar atau meningkat 37,32% yoy. Namun, bila dibandingkan dengan nilai impor pada bulan Januari 2022, impor menurun tipis 0,16% mom.
Terbatasnya impor secara bulanan ini disebabkan oleh penurunan laju aktivitas manufaktur Indonesia yang terefleksi dari indeks manufaktur yang turun menjadi 51,2 dari bulan sebelumnya yang sebesar 53,7.
Namun, peningkatan secara tahunan ini didorong oleh peningkatan impor minyak dan gas (migas) akibat kenaikan harga minyak mentah dunia sebesar 11,47%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News