kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.926.000   -27.000   -1,38%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Surplus neraca dagang diprediksi menyusut di semester II 2021, ini penyebabnya


Kamis, 15 Juli 2021 / 18:54 WIB
Surplus neraca dagang diprediksi menyusut di semester II 2021, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Suasana bongkar muat di Jakarta International Container Terminal (JICT), Jakarta, Rabu (16/6). Surplus neraca dagang diprediksi menyusut di semester II 2021, ini penyebabnya.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia kembali untung pada Juni 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, surplus neraca perdagangan pada bulan tersebut sebesar US$ 1,32 miliar. 

Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia di sepanjang semester I-2021 ini masih mencetak surplus sebesar US$ 11,86 miliar setelah selama enam bulan berturut-turut neraca perdagangan selalu positif. 

Untuk ke depannya, Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman melihat, surplus neraca perdagangan akan berkurang pada semester II-2021, khususnya di kuartal IV-2021. 

“Hal ini seiring dengan pemulihan ekonomi dan akselerasi vaksinasi Covid-19 yang mendorong membaiknya mobilitas masyarakat,” ujar Faisal kepada Kontan.co.id, Kamis (15/7). 

Baca Juga: Impor Juni 2021 meroket, tertinggi sejak Oktober 2018

Pun, sebenarnya ini sudah terlihat di akhir semester I-2021, di mana impor barang konsumsi meningkat di kisaran 16,92% mom, kemudian impor bahan baku naik 19,15% mom, dan impor barang modal naik 35,02% mom yang mengindikasikan kegiatan ekonomi bergerak. 

Akan tetapi, Faisal mengaku pemulihan ekonomi akan lebih lambat dari perkiraan semula, karena adanya peningkatan kasus harian Covid-19 yang membuat pemerintah memutuskan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). 

Faisal memperkirakan, adanya PPKM ini akan membuat kinerja impor lesu pada kuartal III-2021. Pasalnya, pengetatan larangan mobilitas ini menurunkan daya beli dan kegiatan investasi, sehingga bisa membatasi kegiatan impor baik bahan baku, barang modal, maupun barang konsumsi. 

Baca Juga: Indonesia berupaya dapatkan suplai vaksin mRNA untuk lawan Covid-19 jenis delta



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×