kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Surplus neraca dagang diprediksi menyusut di semester II 2021, ini penyebabnya


Kamis, 15 Juli 2021 / 18:54 WIB
Surplus neraca dagang diprediksi menyusut di semester II 2021, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Suasana bongkar muat di Jakarta International Container Terminal (JICT), Jakarta, Rabu (16/6). Surplus neraca dagang diprediksi menyusut di semester II 2021, ini penyebabnya.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia kembali untung pada Juni 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, surplus neraca perdagangan pada bulan tersebut sebesar US$ 1,32 miliar. 

Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia di sepanjang semester I-2021 ini masih mencetak surplus sebesar US$ 11,86 miliar setelah selama enam bulan berturut-turut neraca perdagangan selalu positif. 

Untuk ke depannya, Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman melihat, surplus neraca perdagangan akan berkurang pada semester II-2021, khususnya di kuartal IV-2021. 

“Hal ini seiring dengan pemulihan ekonomi dan akselerasi vaksinasi Covid-19 yang mendorong membaiknya mobilitas masyarakat,” ujar Faisal kepada Kontan.co.id, Kamis (15/7). 

Baca Juga: Impor Juni 2021 meroket, tertinggi sejak Oktober 2018

Pun, sebenarnya ini sudah terlihat di akhir semester I-2021, di mana impor barang konsumsi meningkat di kisaran 16,92% mom, kemudian impor bahan baku naik 19,15% mom, dan impor barang modal naik 35,02% mom yang mengindikasikan kegiatan ekonomi bergerak. 

Akan tetapi, Faisal mengaku pemulihan ekonomi akan lebih lambat dari perkiraan semula, karena adanya peningkatan kasus harian Covid-19 yang membuat pemerintah memutuskan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). 

Faisal memperkirakan, adanya PPKM ini akan membuat kinerja impor lesu pada kuartal III-2021. Pasalnya, pengetatan larangan mobilitas ini menurunkan daya beli dan kegiatan investasi, sehingga bisa membatasi kegiatan impor baik bahan baku, barang modal, maupun barang konsumsi. 

Baca Juga: Indonesia berupaya dapatkan suplai vaksin mRNA untuk lawan Covid-19 jenis delta



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×