kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.970.000   24.000   1,23%
  • USD/IDR 16.319   -22,00   -0,13%
  • IDX 7.469   124,49   1,70%
  • KOMPAS100 1.044   14,12   1,37%
  • LQ45 790   8,31   1,06%
  • ISSI 251   6,62   2,71%
  • IDX30 409   4,38   1,08%
  • IDXHIDIV20 473   6,01   1,29%
  • IDX80 118   1,61   1,38%
  • IDXV30 122   3,33   2,82%
  • IDXQ30 131   1,50   1,16%

Surplus neraca dagang diprediksi menyusut di semester II 2021, ini penyebabnya


Kamis, 15 Juli 2021 / 18:54 WIB
Surplus neraca dagang diprediksi menyusut di semester II 2021, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Suasana bongkar muat di Jakarta International Container Terminal (JICT), Jakarta, Rabu (16/6). Surplus neraca dagang diprediksi menyusut di semester II 2021, ini penyebabnya.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia kembali untung pada Juni 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, surplus neraca perdagangan pada bulan tersebut sebesar US$ 1,32 miliar. 

Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia di sepanjang semester I-2021 ini masih mencetak surplus sebesar US$ 11,86 miliar setelah selama enam bulan berturut-turut neraca perdagangan selalu positif. 

Untuk ke depannya, Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman melihat, surplus neraca perdagangan akan berkurang pada semester II-2021, khususnya di kuartal IV-2021. 

“Hal ini seiring dengan pemulihan ekonomi dan akselerasi vaksinasi Covid-19 yang mendorong membaiknya mobilitas masyarakat,” ujar Faisal kepada Kontan.co.id, Kamis (15/7). 

Baca Juga: Impor Juni 2021 meroket, tertinggi sejak Oktober 2018

Pun, sebenarnya ini sudah terlihat di akhir semester I-2021, di mana impor barang konsumsi meningkat di kisaran 16,92% mom, kemudian impor bahan baku naik 19,15% mom, dan impor barang modal naik 35,02% mom yang mengindikasikan kegiatan ekonomi bergerak. 

Akan tetapi, Faisal mengaku pemulihan ekonomi akan lebih lambat dari perkiraan semula, karena adanya peningkatan kasus harian Covid-19 yang membuat pemerintah memutuskan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). 

Faisal memperkirakan, adanya PPKM ini akan membuat kinerja impor lesu pada kuartal III-2021. Pasalnya, pengetatan larangan mobilitas ini menurunkan daya beli dan kegiatan investasi, sehingga bisa membatasi kegiatan impor baik bahan baku, barang modal, maupun barang konsumsi. 

Baca Juga: Indonesia berupaya dapatkan suplai vaksin mRNA untuk lawan Covid-19 jenis delta




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×