kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Surat Dahlan kepada BK DPR berisi revisi nama


Selasa, 13 November 2012 / 21:18 WIB
ILUSTRASI. Cara mencegah stunting pada anak. WARTA KOTA/NUR ICHSAN


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menyerahkan kembali surat kedua kepada Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat pada Senin (12/11) kemarin. Surat itu berisi revisi nama-nama anggota dewan yang sebelumnya dilaporkan atas kasus dugaan pemerasan terhadap Direksi PT Merpati Nusantara Airlines. 

Ketua BK DPR M. Prakosa mengakui bahwa pihaknya telah menerima revisi itu dari Menteri BUMN. Meski begitu Prakosa enggan mengungkap siapa saja nama yang direvisi oleh Dahlan. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu hanya menegaskan bahwa pada surat kali ini tidak ada penambahan nama baru. 

"Kami sudah terima dari Menteri BUMN isinya revisi terhadap nama-nama yang sudah dilaporkan. Yang namanya revisi adalah perubahan terhadap nama. Konteksnya tidak ada tambahan baru. Di dalam surat itu juga dicantumkan keterangan singkat terkait revisi ini tapi tidak bisa kami umumkan sekarang," ucap Prakosa di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (13/11). 

Sebelumnya, saat dipanggil panggilan oleh BK DPR pada Senin (5/11/2012) lalu, Dahlan Iskan menyerahkan dua nama anggota dewan yang diduga memeras BUMN. Kedua nama itu yakni Idris Laena dari Fraksi Partai Golkar dan Sumaryoto dari Fraksi PDI-Perjuangan. Idris diduga meminta jatah ke PT PAL dan PT Garam. Sementara Sumaryoto diduga meminta jatah ke PT Merpati Nusantara Airlines. 

Praktik pemerasan diduga dilakukan terkait penyertaan modal negara (PMN). Selain dua nama itu, Direktur Utama Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro juga menyerahkan nama Idris Sugeng yang disebut meminta jatah 2.000 ton gula. Dua hari kemudian, tepatnya pada Rabu (7/11), Dahlan kembali menyerahkan lima nama yang diduga melakukan pemerasan dalam kasus Merpati melalui sebuah surat. 

Dalam surat tersebut terdapat nama anggota Komisi XI dari Fraksi Partai Demokrat  Achsanul Qosasi dan anggota Komisi XI dari Fraksi Partai Amanat Nasional M. Ichlas El Qudsi. Laporan Dahlan dan anak buahnya ini menimbulkan protes para politisi yang dilaporkan. Idris Laena, Sumaryoto, Idris Sugeng, Achsanul Qosasi, dan M Ichlas El Qudsi membantah semua tudingan memeras. PAN bahkan berencana melayangkan somasi kepada Dahlan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×